Komunitas Pembelajar

Pengurus Wilayah

Pelajar Islam Indonesia ( PII )

Sumatera Barat

Gedung Student Centre Jln.Gunung Pangilun Padang ( Depan MTsN Model Padang)

Search

Sabtu, 19 Juli 2008

Nasrullah Ketua PB PII

JAKARTA, Republika.com -- Muktamar Nasional ke 26 Pelajar Islam Indonesia (PII) yang digelar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 4 hingga 12 Juli 2008 berlangsung sukses. Hajatan dua tahunan PII itu berhasil menetapkan sederet keputusan penting yang akan menentukan perjalanan organisasi pelajar tersebut.

Setelah bersidang selama sepekan, Muktamar Nasional ke 26 PII menetapkan Dewan Formatur PB PII periode 2008-2010. Ketua Formatur/Umum PB PII dijabat Nashrullah. Selain itu, muktamar juga memilih empat anggota formatur yakni Muhammad Adzkia, Popi Adiyes Putra, Ahmad Jojon Novandri, dan Masdum Mustaqwa.

"Muktamar juga menetapkan hasil Musyawarah Nasional Badan Otonom Brigade PII. Ahmad Syahidin terpilih sebagai Koordinator Pusat Komandan Brigade PII," ujar Ichsan Kamil, Humas Muktamar Nasional PII dalam siaran persnya, Senin (14/7).

Selain itu, Muktamar PII pun berhasil menetapkan hasil Musyawarah Nasional Badan Otonom Korps PII Wati. Amelia terpilih sebagai ketua Koordinator Pusat Korps PII Wati.

Menurut Ichsan, salah satu keputusan yang sangat strategis dan penting yang disahkan dalam Muktamar Nasional Ke-26 itu adalah PII bertekad bulat untuk kembali pada falsafah gerakan, khittah perjuangan, dan perubahan terhadap Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, serta Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO).

Pelopor perubahan
Ketua Umum PB PII terpilih, Nashrullah mengatakan PII harus menjadi organisasi yang dinamis yang mampu menjadi perekat perbedaan dan pelopor perubahan. "PII haruslah senantiasa bergerak dengan membangun kapasitas lembaga yang dinamis melalui proses pengkaderan, sehingga PII tidak menjadi organ yang mengalami stagnasi kader," tutur mantan Ketua Umum PW PII Jakarta periode 2004-2006 itu.

Nashrullah menambahkan, PII merupakan bagian dari mata rantai perjuangan umat Islam. Sehingga, kata dia, PII harus menjadi perekat dan pengikat dalam rantai satu kesatuan perjuangan umat di tengah perbedaan antarumat yang terjadi saat ini.

Menurutnya, secara kelembagaan PII serta seluruh kadernya harus menjadi penengah maupun problem solver terhadap perbedaan yang ada di masyarakat. "Insya Allah, dengan tekad bulat PII akan kembali tampil sebagai pelopor perubahan. Sebagai anak muda, kader PII harus menjadi agen perubahan," cetus Nashrullah.

Selain berhasil melakukan regenerasi kepemimpinan, muktamar nasional juga menghasilkan rekomendasi terkait beragam isu keislaman, kepelajaran serta keindonesiaan. Rekomendasi yang dihasilkan muktamar itu antara lain, PII menyerukan kepada segenap komponen bangsa untuk menjalankan Syariat Islam dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan bernegara. "PII mendesak Pemerintah RI untuk segera membubarkan Ahmadiyah dan aliran-aliran sesat lainnya yang melakukan penistaan terhadap agama Islam," tegas Nashrullah.

Selain itu, PII juga menyeru kepada seluruh umat Islam untuk selalu bersatu padu dalam bingkai ukhuwah Islamiyah dan menyelesaikan segala permasalahan umat Islam dengan musyawarah. Secara tegas PII juga mengimbau umat untuk melawan setiap upaya yang akan merusak aqidah Islamiyah.