Komunitas Pembelajar

Pengurus Wilayah

Pelajar Islam Indonesia ( PII )

Sumatera Barat

Gedung Student Centre Jln.Gunung Pangilun Padang ( Depan MTsN Model Padang)

Search

Sabtu, 25 Oktober 2008

Tulisan Zamzami Shaleh

Memaknai prinsip perjuangan islam dalam Surat al-Mudatstsir 1-7
(Sebuah mini introspeksi terhadap gerakan PII)


Hai orang yang berselimut.(1) Bangunlah lalu berikanlah peringatan (2) dan Tuhanmu agungkanlah (3) dan Pakaianmu bersihkanlah (4) dan perbuatan dosa maka tinggalkanlah (5) dan janganlah kamu memberi dengan maksud untuk menerima balasan yang banyak (6) Dan untuk tuhanmu bersabarlah (7)
{Q.S.Al-Mudatstsir :1-7}

Ayat diatas telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw kira2 14 abad yang silam dimana kisahnya waktu turunnya ayat tersebut adalah Nabi Muhammad yang telah lama tidak kedatangan malaikat Jibril paska wahyu pertama di gua hira’, tiba-tiba ketakutan ketika melihat ke langit terlihat sosok Jibril dalam versi yang berbeda dari kedatangan nya pada wahyu pertama maka Nabi pun lari ke rumah dan menyelimuti diri,maka ketika itu pun Jibril membisikkan wahyu diatas kepada Nabi sehingga paska kejadian itu lah muncul kekuatan pada diri Nabi untuk menjalankan tugasnya.Ketakutan Nabi Muhammad waktu itu sesungguhnya bukan karena takut dengan kedatangan Jibril dengan bentuk yang agak berbeda tapi Nabi telah merasakan bahwa tugas yang diembannya sangat lah berat.
Tugas profetik yang dibawa Nabi pun akhirnya terlaksana sehingga ajaran islam pun berkembang di muka bumi.Namun dewasa ini terjadi semacam dekadensi atau penurunan dalam islam,baik dibidang pemeluknya ataupun dalam bidang desakralisasi ajarannya oleh pemeluknya sendiri.Kejahatan serta amoralisasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat semakin menjadi-jadi.Terutama di kalangan masyarakat pelajar.Saat ini pelajar seakan dijauhkan dari yang namanya islam,sehingga karena kekeringan ajaran agama dalam diri pelajar membuat pelajar -yang dalam proses pencarian jati diri tersebut- terombang-ambing dalam kesesatan.
Pelajar Islam Indonesia ( PII ) dewasa ini sangat menyadari betul kondisi yang terjadi dalam masyarakat khususnya masyarakat pelajar yang merupakan lahan garapan dakwahnya PII.Islam sebagai inti perjuangan PII membuat PII diharuskan bertanggung jawab dalam menangani masalah yang dialamai oleh masyarakat pelajar ini.Kader PII yang merupakan kader profetik yang akan menjalankan misi profetiknya tentunya memiliki peran penting dalam proses perubahan dalam masyarakat pelajar.Namun akhir-akhir ini terjadi semacam penurunan gerakan di dalam tubuh PII sendiri.Tidak tahu pasti apa sebabnya namun yang pasti PII harus menemukan kembali Ghirahnya untuk memperjuangkan tujuannya dan kembali ke koridornya sebagai agen perubahan.
Kembali kepada ayat diatas yang telah menguatkan Nabi dalam perjuangannya,penulis melihat beberapa prinsip gerakan di ayat tersebut yang insya allah dapat dipertimbangkan oleh kader PII semua dalam menemukan kembali ghirah perjuangannya.Prinsip-psrinsip tersebut adalah :
Bergerak di mulai sekarang tanpa harus menunggu-nunggu apa pun yang akan terjadi ( Bangun dan berilah peringatan )

Kebanyakan kesalahan dalam pergerakan PII sekarang adalah kurang tanggap terhadap isu yang berkembang.Tanggapan ini tentunya berupa gerakan konkrit.Intelegensi kader dalam melakukan pembacaan terhadap kondisi di wilayahnya akan sangat menentukan pergerakan PII itu sendiri.
Dengan Pembacaan-pembacaan yang dilakukan maka harus ditanggapi segera dengan berbagai tindakan yang tentunya relevan dengan kondisi dan situasi.Segera bertindak dalam menanggapi hasil analisis dari pembacaaan akan sangat berpengaruh terhadap gerakan PII.Jangan lalai dan lengah dalam menanggapi secuil apapun perobahan yang terjadi dan selalu tanggap terhadap perobahan.

Melakukan gerakan dengan niat tulus ikhlas untuk meninggikan kalimat ulya (dan Tuhanmu agungkanlah)

Bagi penulis sekarang ini sering di PII terjadi perubahan niat yang tampaknya kecil namun berefek besar sehingga secara tidak langsung menurunkan gerakan PII itu sendiri.Sering kita di PII ini hanya memperjuangkan PII sebagai organisatoris namun melupakan islam sebagai inti perjuangan,Hal ini kelihatan ketika seorang kader melakukan pelanggaran terhadap ajaran islam itu dianggap biasa namun ketika merusak nama PII baru dianggap kelewatan.Sebuah organisasi islam sering kali melakukan kesalahan dengan lebih meninggikan nama organisasinya ketimbang islamnya sehingga memudarkan pergerakannya.maka bagi PII kembali memaknai islam sebagai inti perjuangannya dan mengimplementasikannya adahal sebuah hal yang sangat penting saat ini untuk dilaksanakan.

Membersihkan kembali setiap sesuatu yang berkaitan erat dengan gerakan PII baik citra diri kader maupun PII sebagai organisasi sendiri. ( dan Pakaianmu bersihkanlah)

Kesalahan kedua terbesar yang terjadi di PII adalah rendahnya citra diri kader yang ada.Banyaknya kader PII (sebagai oknum) yang melakukan pelanggaran terhadap norma dan nilai yang ada baik sebagai pelajar maupun sebagai masyarakat.Sebagai contoh;ketika PII bicara tentang haramnya pacaran namun ternyata dimasyarakat pelajar telah mengenal bahwa seorang kader PII ternyata Pacaran,maka meskipun sebagai oknum namun itu akan membawa terhadap rusaknya nama PII.
Memang di PII kita memahami kemajemukan kita,kita paham dengan kondisi kader apapun itu dan berharap akan ada peru bahan terhadap diri kader tersebut.Namun terkadang kita harus juga tegas atau kalau perlu mengeksekusi kader yang nyata-nyata melakukan pelanggaran berat,karena kalau dibiarkan akan menurunkan nilai dari gerakan PII itu sendiri

Teliti dan cekatan dalam melakukan pembacaan perubahan (dan perbuatan dosa maka tinggalkanlah)

Sebuah ketelitian dan cekatan dalam melakukan pembacaan terhadap perubahan akan sangat menjadikan PII sebagai sebuah organisasi yang berarti.Memilah-milah serta Meninggalkan kerja dan isu yang tidak perlu sangatlah penting,sehingga hal demikian akan membuat kita fokus dalam melakukan pergerakan.
Fokus juga menjadi hal yang sangat penting dalam melakukan pergerakan,seringkali pembacaan kita terhadap peluang yang tidak jelas sehingga kita tidak fokus dalam menanggapi peluang tersebut.

Ikhlas dalam berjuang (dan janganlah kamu memberi dengan maksud untuk menerima balasan yang banyak)

Ikhlas adalah ruh perjuangan,tanpa adanya keikhlasan dalam diri kader mustahil PII akan dapat mencapai tujuannya,malah yang ada hanyalah kehancuran PII.Keikhlasan ini terimplementasikan dalam setiap bentuk perbuatan dan tindakan yang dilakukan dalam setiap gerakan.
Namun sering terjadi sekarang adalah ketika kader Memanfaatkan PII untuk kepentingan pribadinya sendiri.Sehingga ini mengindikasikan pudarnya keikhlasan sebagai ruh perjuangan PII.
Maka untuk mengembalikan gerakan PII ke koridornya kembali,kita mesti kembali meikhlaskan diri kita untuk perjuangan.Yakinlah bahwa perjuangan yang ikhlas karena Allah pasti akan dibalasi oleh Allah

Sabar dalam perjuangan (Dan untuk tuhanmu bersabarlah)

Sabar tentunya mesti ada dalam diri setiap kader,karena dalam perjuangan selalu akan datang saat-saat dimana kita harus berkorban hal pribadi yang besar dan itu perlu kesabaran yang cukup,tapi ingatlah Allah selalu menyertai orang yang sabar terhadapNYA.

Semua hal diatas kembali kepada diri kader,sebagai penerus cita-cita profetik kader tentunya harus kembali memahami sebuah nilai dari pergerakan dan sebagai kader diperlukan bekal dan kesiapan yang mutlak adanya.Dalam rangka mewujudkan cita-cita PII izzul islam wal muslimin

Sikap

PERNYATAAN SIKAP PENGURUS WILAYAH
PELAJAR ISLAM INDONESIA
SUMATERA BARAT


Pelajar adalah aset bangsa, yang memiliki posisi strategis. Pelajar menjadi tumpuan bagi pembangunan bangsa ini di masa mendatang. Segenap harapan bagi kehidupan yang lebih baik tertumpu pada pundak pelajar hari ini, oleh karenanya pembinaan yang baik dan berkelanjutan menjadi sangat penting, agar pelajar dapat menjalankan peran dan fungsinya tersebut.
Namun apa hendak dikata, lingkungan pelajar hari ini telah banyak dirusak oleh nilai-nilai yang tidak mendukung pembinaan dan perkembangan pelajar dalam mengoptimalkan peran dan fungsinya. Materi pornografi sangat mudah di akses oleh pelajar, baik melalui media massa maupun media elektronik serta sumber-sumber lainnya.
Oleh karenanya dibutuhkan suatu sistem hukum yang dapat mengatur itu semua agar pembinaan terhadap pelajar tidak dirusak oleh nilai-nilai yang tidak kooperatif dengan perkembangan pelajar.
Insyaf dan sadar akan tanggung jawab pelajar, maka kami Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Sumatera Barat ( PW PII SUMBAR ) yang concern terhadap pembinaan pelajar muslim dengan ini menyatakan sikap :
1. Mendukung sepenuhnya I’tikad baik pemerintah dalam melahirkan produk hukum berupa UU Pornografi. Mudah-mudahan ini menjadi salah satu benteng perusakan moral masyarakat bangsa ini khususnya para pelajar.
2. Mengecam dan mengutuk setiap perseorangan dan atau korporasi dan atau gabungan korporasi yang melakukan dan atau menyetujui adanya tindakan dan atau perkataan yang mengandung nilai pornografi.
3. Bersedia bekerjasama dengan setiap elemen bangsa dalam memberantas setiap nilai-nilai yang merusak moral masyarakat, khususnya pelajar.
4. Menghimbau segenap elemen bangsa khususnya pelajar untuk senantiasa membentengi diri dari segala bentuk tata nilai yang merusak moral terlebih lagi yang berbau mesum.
Demikianlah pernyataan ini kami buat, semoga setiap perjuangan dalam kebaikan menuai ridha dari Allah SWT.

Padang, 22 Syawal 1429 H
21 Oktober 2008 M

PENGURUS WILAYAH
PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII)
SUMATERA BARAT
PERIODE 2007-2009 M



ALDI SANUSI
Ketua Umum



RENGGA SATRIA
Sekretaris

Selasa, 21 Oktober 2008

Pornografi

Menteri Negara Pem ber dayaan Perempuan Meutia Hatta mengajak semua pihak untuk menyelamatkan moral anak-anak bangsa agar tak terjerumus dalam pengaruh bu ruk pornografi dan pornoaksi. ‘’Kita tidak boleh membuat anak-anak kita tak bermoral,'' tegas Meutia dalam Ha lal bi halal dan Diskusi Strategis Ja ringan Pendukung Bahaya Por nografi di Jakarta, Kamis (16/10).

Sejumlah ormas keagamaan dan kewanitaan hadir dalam acara tersebut, antara lain KPI, Renakta Polri, KPAI, Kowani, Masyarakat Tolak Por nografi, LSM Jangan Bugil Depan Kamera, Aliansi Selamatkan Anak Indo nesia (ASA), dan Forum Umat Islam.Lebih lanjut Meutia Hatta me egaskan bahwa RUU Pornografi adalah da lam upaya menyelamatkan moral bangsa tersebut. Karenanya, kata Men teri, perlu didukung semua pihak. ''RUU itu juga membuat tatanan ma syarakat yang baik, berahlak mulia dan supaya tak termakan hal-hal bu ruk pornografi. Apa kah kita ingin me lihat generasi muda kita rusak? Kan tidak,'' papar Meutia.

Diceritakan Meutia, bahwa ia se ring berkunjung ke Lembaga Pemasyara kat an Anak dan banyak menemui anak usia delapan hingga 12 tahun ditahan dalam Lapas tersebut karena kasus pen cabulan. ''Ini sudah sangat memprihatinkan,'' katanya.

Pada kesempatan itu, Fera Ariefah, dari ASA menegaskan bahwa selama ini telah terjadi pemelintiran pemberi taan dimedia massa terkait RUU Pornografi. ''MUI Bali, HTI bahkan Ibu Menteri Meutia Hatta dipelintir oleh me dia, dikatakan bahwa mereka menolak RUU Pornografi ini. Setelah kami cek, ternyata mereka mengaku tidak demikian dan pernyataan-pernyataan mereka telah dipelintir, bahkan wartawan yang bersang kutan ternyata tidak pernah melakukan wawancara terhadap mereka,'' tegas Fera.

Pada kesempatan terpisah di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sejum lah organisasi yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Peduli Moral Bangsa, menyatakan mendukung segera disahkannya RUU Pornografi. ‘’Por no grafi berpengaruh negatif pada gene rasi muda,’‘ ujar Nur Amelia Kahar, koordinator aliansi yang beranggotakan Pelajar Islam Indonesia, HMI MPO, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Lembaga Dakwah Kam pus Institut Pertanian Bogor, Forum Indonesia Muda, Kohati MPO, SALAM Universitas Indonesia, GPI Putri, Rumah Belajar, Brigade PII, Korpus PII Wati, serta Aliansi Pemuda Sela matkan Bangsa.

Ia mengutip data dari survei Yayasan Kita dan Buah Hati tahun 2005 me nun jukkan bahwa lebih dari 80 persen anak usia 9-12 tahun di Jadebotabek te lah mengakses materi pornografi. Ia me rinci data perolehan materi por nografi itu: 25 persen melalui telepon genggam, 20 persen dari situs porno in ternet, 12 persen dari majalah, 12 persen dari film/VCD/DVD. ‘’Sementa ra remaja usia 19-24 tahun hampir 97 persen pernah mengakses situs porno,'' papar Amelia. Ia mengutip laporan BBC dan CNN tahun 2001 yang me nyebut Indonesia dan Rusia merupa kan pemasok terbesar materi porno grafi anak.

Bertujuan mulia Sementara itu, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah me minta rancangan Undang Un dang (RUU) Pornografi yang tengah digodok di DPR diminta untuk diperbaiki lagi agar tidak me nimbulkan kesan bias. ‘’RUU ini sebaiknya segera dituntaskan agar tidak menjadi masalah yang berlarut-larut,’‘ ujar Ketua Umum PP NA, Evi Sofia usai diterima Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemarin (16/10). Inayati menyadari RUU ini mempunyai tujuan yang mulia untuk melindungi masyarakat dari bahaya pornografi. ''Tapi kita lihat draftnya perlu diperjelas lagi sehingga tidak bias,'' ujarnya.

Evi mencontohkan pengertian pornografi yang menurutnya perlu dipertajam agar tidak mengandung makna ganda. Ia jugameminta kejelasan mengenai korban pornografi yang bisa disa lahartikan sehingga dapat diskri minalisasi. Lalu ada pula pa sal-pasal pengecualian yang di mintanya diperjelas. ''Masih ada beberapa pasal yang mem buka peluang perdebatan,'' se butnya. Pengurus PP NA beraudiensi dengan Wapres untuk melaporkan rencana Muktamar XI di Makassar 18-21 November 2008. Pada audiensi itu, Wapres meminta NA untuk ikut berkontribusi terhadap penyelesaian RUU ini.

Evi menyadari masyarakat kini terpecah antara yang mendukung dan menentangnya. Ia meminta agar kalangan yang menolak RUU ini untuk menuangkan pikiran-pikirannya dalam bentuk tertulis. Bahkan bila perlu ia menyarankan agar penolak RUU ini membuat RUU Pornografi menurut versinya masing-masing. ''Jangan asal menolak, sehingga masyarakat tidak hanya melihat konflik diluarnya tapi tidak pada substansinya,''imbuhnya.

Sabtu, 18 Oktober 2008

Peringatan Hari anti kemiskinan

Permasalah kemiskinan indonesia bukanlah persoalan pribadi yang terjadi di masyarakat. kARENA YNAG MENGALAMINYA TIDAK HANYA 1 ORANG ATUA SEBAGIAN KECIL MASYARAKAT INDONESIA.Berdasarkan suevey sosial ekonomi BPS tahun 2007 terdapat 37,2 juta penduduk indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kemiskinan tidak hanya terjadi di wilayah tertentu saja tapi terserbar di seluruh wilayah indonesiam dan tidak hanya ada pada usia tua, tapi menurut BPS setiap usia hidup dibawah garis kemiskinan.Sehingga dapat kita simpulkan bahwa kemiskinan telah menjadi persoalan bangsa ini.
Tentunya penyebab kemiskinan ini tidak bisa serta merta ditimpakan kepada salah satu pihak saja.Maka sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kita untuk ambil peran dalam proses pengentasan kemiskinan.Termasuk kita, pelajar.
Pada perjalanannya kemiskinan juga menjadi penyebab kebodohan di negeri ini.Kenapa ini terjadi ?Karena untuk mendapatkan pemdidikan dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun hari ini kita patut bersyukur, secara kuantitas 97,4% penduduk indonesia telah dapat menjalani pendidikan dasar,walaupun masih dasar.
secara kuantitas memang begitu, tapi bagaimana kualitasnya?
agaknya tidaklah salah jika kita meragukan kualitas tersebut.Dapat kita lihat permasalahan fasilitas pendidikan yang belum menunjang dan tidak merata serta permasalahan tenaga pendidik dan lain sebagainya.
Kedua masalah tersebut bukanlah kesalahan salah satu pihak saja. sudah tentu dibutuhkan kepedulian dan kontribusi semua pihak utnk terlibat dalam penyelesaian masalah ini.Termasuk pelajar sebagai elemen bangsa ini..
lalu dari mana kita mulai ?
tentunya ini dimulai dari suatu kepedulian terhadap permasalah ini.
Untuk itu dibutuhkan suatu gerakan pelajar peduli pendidikan dan kemiskinan.
(Aldi Sanusi )

Senin, 13 Oktober 2008

Ibu kenapa enkau Menangis...?

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. “Ibu, mengapa Ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”. “Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti….”

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas? “Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.”Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,”Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak? Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup.

Innalillah...

Innalillahi wa innailahi rajiun
Telah berpulang ke rahmatullah Siska Anjelina
Eks Korda PII WATI Payakumbuh periode 2004-2005
dan eks Wakil Bendahara Umum PW PII Sumbar 2006-2007
Pada hari sabtu 10 Oktober 2008 di Payakumbuh

Segenap Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Sumbar dan kader PII Sumbar Turut berduka Cita atas musibah ini.