Komunitas Pembelajar

Pengurus Wilayah

Pelajar Islam Indonesia ( PII )

Sumatera Barat

Gedung Student Centre Jln.Gunung Pangilun Padang ( Depan MTsN Model Padang)

Search

Senin, 10 Agustus 2009

NUGROHO NOTOSUSANTO : propogandis penyusun “sedjarah singkat perdjuangan Bersendjata bangsa Indonesia”

Nugroho notosusanto merupakan salah seorang propagandis penting1 dalam penyusunan sejarah perjuangan Indonesia khususnya angkatan bersenjata republic Indonesia.
Nugroho dilahirkan pada tanggal 15 juni 1931dirembang jawa tengah, dengan status social yang tinggi.

Kakek nuggroho adalah patih kabupaten rembang2 , raden panji notomidjojo namanya. Sehingga nugrohopun diberi gelar raden panji, memiliki kesempatan untuk mengadakan hubungan social dan professional dengan kalangan eropa, tidak terkecuali pendidikan dapat diakses dengan mudah.Layaknya keluarga elit, keluarga nugroho juga memakai bahasa belanda dalam kehidupan sehari-harinya.



Nugroho dibesarkan di empat kota yaitu rembang, malang Yogyakarta dan Jakarta. Pada awal kemerdekaan nugroho mudamenunjukkan komitment yang kuat terhadap perjuangan republic dan pada usia 14 tahun dia bergabung dengan tentara pelajar pada thaun 1945. Aktifitas nugroho pada tentara pelajar sangat meberi pengaruh pada pola piker dan sikapnya terhadap perjuangan Indonesia dan pemahamannya terhadap generasi-generasi yang ada dalam sedjarah Indonesia.



Nugroho percaya bahwa generasinya ( tentara pelajar yang rela meninggalkan bangku sekolah untuk berjaung memikul sendjata untuk membeaskan nusantara) memilki mandate khusu untuk membangun indonesia dan cenderung agak merendahkan para pemimpin sipil.

Dalam salah satu suratnya kepada seorang penulis belanda jeft last3:
“ sesungghunya bapak-bapak kita yang sekarang banyak berteori, gemetar ketakutan dan menasihati kita bahwa kita perlu mulai berunding.kita sebaiknya berunding dan terus berunding tanpa menggalang dukungan sebanyak mungkin.Mereka penuh rasa hornatterhadap ‘standar internasional’, sedangkan kami berjuang menghadapi kesulitan-kesulitan setinggi gunung.dan setelah kesulitan-kesulitan ini dapat disisihkan mudahlah bagi mereka untuk menepuk punggung para pemuda sambil member pujian-pujian yang melekat seperti sirup…”

Kendatipun tawaran pendidikan militer(bagi eks-tentara pelajar) ke Breda ditolaknya, lnataran ayahnya tidak setuju, penghormatannya terhadap militer tidak pernah pudar.
Pada fase berikutnya nugroho melanjutkan pendidikannya di jurusan sejarah Universitas Indonesia dan menjadi aktifis ulung disanan, yang banyak mewakili universitas dalam kegiatan-kegiatan baik tingkat nasional maupun internasional. Nugroho merupakan salah seorang yang setuju dengan ide penyusunan sedjarah untuk meningkatkan rasa nasionalisme.

Awal nugroho bergabung dalam penulisan sedajrah perjuagn Indonesia adalah karena adanya anggapan bahwa amir anwar sanusi selaku wakil sekretaris jendral Front nasional menyalahgunakan posisi ini untuk menulis sedjarah nasional versi PKI. A.A sanusi juga merupakan anggota politburo PKI. Dicurigai A.A sanusi tidak akan memasukkan peristiowa madiun (peristiwa 18 september 1948) sebagi pemberontakan PKI dan itu terbukti.

Untuk membendung sedjarah versi PKI ini jendral Nasution berinisiatif membentuk sedjarh versi republic (angkatan darat), maka nasution meminta bantuan fakultas sastra UI.sehingga nugroho dari jurusan sejaran dan beberapa dosen lain ditunjuk untuk bekerja pada pusat sejarah ABRI.

Proyek penyusunan sejarah perjuangan versi angkatan darat” Sedjarah Singkat perjdjuangan Besendjata bangsa Indonesia” ini terdiri dari 5 periode;(1) kebesaran Zaman Emas, membahas kebesaran kerajaan zaman hindu budha. (2) Pendahuluan ke Kemerdekaan, memusatkan perhatian pada perlawanan bersenjata (3) Perang kemerdekaan, menyoroti berdirinya militer, sumbangsih sudirman, agresi militer belanda 1 dan Hari Pahlawan(4) Menyelamatkan revolusi,menyproti sumbangan militer(5) meningkatkan pembelaan terhadap revolusi4.


Seiring dengan tujuannya untuk melawan sejarah versi sanusi, buku yang disusun ugroho atas nama Major jendral A.J.Mokoginta ini memang menitik beratkan kepada peristiwa madiun5.

Pada tahun 1964 Nugroho ditunjuk oleh nasution sebagai Kepala Pusat Sejarah ABRI, yang pada awalnya didirikan dengan tujuan politis untuk membela versi sejarahnya sendiri , dari posisi inilah nugroho mengukuhkan peran militer dan kesaktiannya di Indonesia.

Sejarah itu tetap diajarkan di institusi pendidikan Indonesia!!!
Dari berbagai sumber

1. Katharine E.Mc Gregor,ketika seajarh berseragam,Yogyakarta;Syarikat 2008.hal 75
2. Dutch east indies algemeene secretarie, reegering almanac voor nederlandsch-indie.hal 198
3. Notosusanto,A new generation (1952) dalam faith dan castle.Indonesian Political Thingking” hal.68-71
4. Katharine E.Mc Gregor,ketika seajarh berseragam,Yogyakarta;Syarikat 2008.hal112
5. Dephankam Pusat sejarah ABRI,sepuluh tahun pusat sejarah ABRI, hal 1

Efri Yunaidi

Sabtu, 01 Agustus 2009

INILAH ZAMAN KITA

Di sini kini berdiri
Dalam masa yang sudah lama
Adalah dulu tak sama sekarang
Realitas zaman berlaku beda

Coba lihat sekarang
Remaja putri berseragam itu
Dia asik dengan mainan digitalnya
Apa yang dilihatnya

Dia sedang menyapa teman-teman lama
Lalu kenapa yang lain murung
Dia gundah jika ayahnya tahu
adegan mesumnya bersama sang pacar
Telah beredar
di mainan digitalnya
juga mainan digital teman-temannya



Kegundahannya semakin menjadi
Perutnya membuncit bukan karena cacingan
Dia menambah nista dirinya
Mendatangai sang bidan dengan sogokan
Ia mengeram kesakitan
Tanpa sadar nyawanyanya terancam


Tak beda dengan yang di desa
tertekuk wajah manisnya karena murung
dia harus menebus utang sang ayah
Untuk bayar sekolah adik

Yang dipinjam dari rentenir pembawa badik
Dengan lagak menghardik
Tak perlu ditebus dengan uang
Sebab tubuhnya akan laku di negara tetangga
Sebagai tebusan utang tak seberapa jumlahnya
Dibanding uang yang menganga
Di saku baju para koruptor

Inilah realitas zaman kita
Bukan nostalgia yang dulu
Untuk dikenang dan dibanggakan



Inilah batu penghadang jalan kita
Yang harus dihancurkan dengan buah pikir dan kerja
Biarkan kita berbuat sebatas mampu
Beri sedikit arti untuk bangsa yang lecak dan lusuh ini
Sebab kita tak mau menjadi pecundang
Dalam sejarah kehidupan


(SELAMAT HARLAH PII WATI ke-45 )

Kepada para yunda pendiri serta alumni PII WATI, penghargaan kami sampaikan atas perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan, semoga kami dapat mencontoh dan belajar.

Kepada seluruh pejuang PIIWATI se-tanah air, tetap semangat beri kontribusi terbaik kita)


salam cinta dan perjuangan

N. Amelia K.
(KORPUS PIIWATI)

Siaran TV tidak mendidik

(koran tempo, Kamis, 23 Juli 2009)
Pemberitaan tentang bom juga dapat menimbulkan trauma bagi anak.
Tayangan televisi menghambat pertumbuhan anak secara fisik dan psikis. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Hadi Supeno mengatakan program televisi tidak sesuai dengan kebutuhan anak karena mengandung kekerasan, adegan seks, dan mistis. “Partisipasi anak menonton televisi terlalu banyak daripada belajar,” katanya dalam diskusi kampanye “Hari Tanpa TV” di kantornya kemarin.

Rata-rata anak menonton televisi selama 30-35 jam per minggu atau hampir lima jam sehari. Mereka menyerap begitu saja apa yang ditayangkan televisi, termasuk materi untuk dewasa. Akibatnya, terjadi peniruan oleh anak-anak dan remaja, terutama atas hal-hal yang bersifat negatif.

Berdasarkan sejumlah riset perguruan tinggi, tayangan televisi-antara lain sinetron–mengandung materi kekerasan hingga 90 persen.
Detailnya, 50 persen secara fisik dan 40 persen secara psikologis. Selain itu, ada penampakan ikon mistik sebanyak 75 persen, adegan seks 50 persen, pemerkosaan 20 persen, dan perkataan cabul 20 persen. Menurut dia, anak-anak kurang dari usia tiga tahun yang cenderung pasif seharusnya tidak diperbolehkan menonton televisi. Hal itu dapat menghambat potensi aktifnya dan mengurangi daya imajinasi.

Begitu juga anak usia kurang dari 5 tahun. Dalam umur itu, menonton televisi mengganggu perkembangan otak dan kemampuan belajarnya. Dia menilai, program televisi untuk anak seharusnya diatur jam tayangnya, yakni dari pukul 15.00 sampai 18.00.

Anggota Pengurus Pusat Bidang Pengabdian Masyarakat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Soedjatmiko, menambahkan bahwa jam menonton anak sebaiknya dibatasi tak lebih dari dua jam per hari. Kalaupun menonton, sebaiknya didampingi dan diberi penjelasan agar pesan tidak diterima begitu saja.

Menurut dia, tayangan televisi bisa berdampak positif apabila pesan disampaikan dengan cara yang sederhana, perlahan, dan diulangulang sehingga mudah dicerna. Hal ini diperlukan terutama untuk anak usia 3-4 tahun karena perkembangan otaknya masih lambat.

Namun, tayangan televisi juga menimbulkan dampak negatif secara fisik dan nonfisik. Pertumbuhan fisik anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi terhambat karena kurang aktivitas. Mereka pasif duduk di depan televisi sambil mengudap makanan yang dapat memicu kegemukan. Padahal gerakan aktif diperlukan untuk mendorong pertumbuhan.

Menonton televisi juga dapat menyebabkan kerusakan mata meski tidak terlalu banyak. Sinar ultraviolet mengganggu ketajaman mata, tetapi secara alamiah sebenarnya mata memiliki refleks untuk melihat yang nyaman.

Dampak positif dari program yang sesuai akan membantu memperkaya informasi, terutama program yang tidak terlalu banyak mengandalkan tulisan. Namun, bagi anak yang sudah bisa membaca, televisi akan memberi dampak negatif, yaitu cenderung malas membaca.

Televisi dapat membuat anak menjadi tak suka berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Saat menonton televisi, ada proses belajar sehingga program yang menayangkan kekerasan fisik dan verbal, konsumerisme, dan sikap antisosial akan ditiru. Untuk itu, kata dia, anak-anak perlu didampingi saat nonton TV.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Hadi Sumpeno secara terpisah mengatakan pemberitaan tentang bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta, dapat menimbulkan trauma bagi anak. “Membuat trauma psikososial,” kata Hadi kemarin.

Anak-anak yang membaca atau menyaksikan gambar tentang korban pengeboman, menurut Hadi, akan mengingat peristiwa tersebut.
Khususnya, anak para korban bom, baik di tempat yang sama pada 2003 maupun korban bom di Bali. Dia menambahkan, meskipun kemungkinannya kecil, bisa saja pengeboman semacam ini menjadi inspirasi bagi anak-anak bahwa kemarahan dapat dilampiaskan dengan melakukan pengeboman.

Program Yang dinilai tidak mendidik :

1. Termehek-mehek, Trans TV

2. Happy Family : Me VS Mom, Trans TV

3. Idola Cilik, RCTI

4. Bukan Empat Mata, Trans &