Komunitas Pembelajar

Pengurus Wilayah

Pelajar Islam Indonesia ( PII )

Sumatera Barat

Gedung Student Centre Jln.Gunung Pangilun Padang ( Depan MTsN Model Padang)

Search

Sabtu, 30 Mei 2009

Hasil KONWIL XX PII SUmatera Barat

Konwil XX PII Sumatera Barat sudah selesai hari senin 25 Mei 2009, adapun hasil yang didapat ( dalam hal ini ketua ) untuk Ketua Umum Terpiliha Adalah Efri Yunaidi (www.efriyunaidi.co.cc fb:efriyunaidi@)yahoo.com, kordinator wilayah piiwati: dina maria astuti sedangkan kordinator wilayah brigade :jummy elvia...

Mudah-mudahan dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya...

Selasa, 19 Mei 2009

APA SETELAH PEMILU??

Pendidikan, Berdasarkan UU no20/2003 mengenai system pendiidkan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan tujuan pendidikan menurut UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air.”
Dalam setiap Negara pendidikan menjadi factor penting untuk menaikkan kesejahteraan Negara tersebut, pendidikn yang buruk ( konsep maupun aplikasi) akan menghasilkan output yang tidak bertanggungan jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Begitu juga dalam agama ( Islam) menempatkan pendidikan sebagai suatu kewajiban bagi setiap muslim
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Mujadalah [58]:11)
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Adi dan Baihaqi)
Oleh karenannya maka layaklah pendidikan menjadi tempat investasi untuk memebangun bangsa ke depan.
Terkait dengan itu, pendidikan sebagai suatu sub sistem dalam tatanan kehidupan bangsa dan negara maka ia terkait dengan sub sistem yang lain baik itu sistem politik, , ekonomi, keamaman dan stabilitas begara dll.
Pemilu sebagai suatu bentuk kegiatan politik tentu akan berdampak terhadap pendidikan. Penyelenggaran pendidikan mengalami dinamikan sesuai zamannya dipengaruhi oleh political will dan dinamika sosial yang terbentuk.
Poltitcal will pemerintah akan menghasilkan produk hukum/sistem yang dijalankan di seluruh wilayah kesatuan RI. Jika yang mengisi pemerintahan adalah orang-oarang yang peduli dengan pendidikan maka seyogyanya akan dihasilkan produk-produk hukum yang peduli pendidikan atau malah sebaliknya.
Melalui pemilu tentu para penguasa akan mengalami pergantian, sehingga belum dapat dipastikan bagaimana kondisi pendidikan nasional 5 tahun ke depan. Terlihat hari ini para elit politik seolah-olah memperlihatkan sikap oportunisnya masing-masing sehingga menghasilkan politikus-politikus machiavelis (melakukan segala cara demi mendapatkan keuntungan) di kalangan eksekutif dan legislatif termasuk dalam perumusan kebijakan pendidikan indonesia.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh indobarometer dapat dilihat bahwa pelayanan 57,6 persen responden sangat yakin akan ada perbaikan pelayanan pendidikan, 34,1 persen kurang yakin, dan hanya 8,3 persen tidak tahu,"
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang meragukan akan bertambah baiknya pendidikan di negeri kita ini.
Kembali kepada political will pemerintah, hal ini tidak dapat dielakkan menjadi point penting dalam membangun pendidikan indonesia ke depan. Saya melihat yang penting disini adalah keberanian untuk berubah. We have to canghe. Tahun 2004, saya baca buku Indra Jati Sidi (DIKTI) menggagas paradigma baru masyarakat belajar. Beliau mengatakan bahwa sistem pendidikan di indonesia memang tertinggal dari negara lain, misalkan, jepang dan germany memiliki jam belajar disekolah yang jauh lebih sedikit ketimbang indoensia dan diakui lebih baik dari indoensia. Tetapi kendatipun demikian tetap saja waktu belajar berjalan dari pagi sampai sore, bahkan ada full day school yang menurut eko prasetyo ( orang miskin dilarang sekolah ) membuat para siswa tercerabut dari wilayah sosialnya dan menjadi beban lingkungan karena terperangkap dengan ilmu pengetahuannya.
Sekali lagi political will pemerintah kita tunggu. Semoga saja!


Efri Yunaidi
KPL PW PII SUMBAR