Komunitas Pembelajar

Pengurus Wilayah

Pelajar Islam Indonesia ( PII )

Sumatera Barat

Gedung Student Centre Jln.Gunung Pangilun Padang ( Depan MTsN Model Padang)

Search

Kamis, 25 November 2010

Indonesia Terima Hibah Hampir Rp 8 Triliun untuk Pendidikan

Indonesia mendapatkan hibah dari beberapa negara untuk pendidikan. Dalam lima tahun ke depan, komitmen hibah dari pemerintah berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. Nilainya mencapai hampir Rp 8 Triliun.

Belum lagi adanya tawaran beasiswa pendidikan dari China, New Zealand, dan negara-negara di Timur Tengah. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Jakarta, Jumat (19/11/2010).

Menurut Nuh, bantuan dari luar negeri itu digunakan untuk membantu peningkatan layanan pendidikan di jenjang pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Selain itu, juga untuk memperkuat riset dalam bidang sains dan teknologi.

Nuh mengatakan, Indonesia juga menyediakan beasiswa bagi warga negara asing untuk bisa belajar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Sumber: Kompas.com


http://pelajar-islam.or.id/berita/pendidikan/indonesia-terima-hibah-hampir-rp-8-triliun-untuk-pendidikan.html

Rabu, 24 November 2010

Mr.OBAMA; Ini Tuntutan Kami!!

Mr.OBAMA; Ini Tuntutan Kami!!

Kedatangan Obama ke indonesia, rabu 9 november 2010 sampai kamis 10 November 2010 menimbulkan prokontra. Sebagian pihak menolak kedatangan presiden negeri paman sam tersebut lantaran “kelakuan” negeri adi daya itu terhadap umat islam, baik di palestina,afganistan dan di tempat lain. Bahkan seorang teman bercerita, sewaktu dia sedang shalat di salah satu mesjid kampus di padang, dia mendengar kajian yang mengutip sebuah hadits riwayat Ahmad yang mengizinkan eksekusi terhadap kafir harbi seperti Obama.

Di pihak lain ada yang membolehkan kedatangan Obama ke Indonesia. Mereka berpendapat bahwa Obama adalah tamu Indonesia, yang dengan harapan Obama dapat mejadi lebih baik setelah kepulangannya dari Indoneisa.

Pada kenyataannya Obama tetap berada di Indoensia dan melaksanakn agenda nya dan bahkan sempat memberikan kuliah umum di salah satu universitas.

pulang kampung nih…sate enak ya…” salah satu cuplikan obama dalam kuliah umum tersebut.

Terlepas dari pro dan kontra kedatangan Obama ke Indonesia. Dengan melihat rekam jejak negeri paman sam tersebut, ada 5 hal yang patut kita tuntut kepada Obama selaku nahkoda AS.

Pertama; Jangan Menjadikan Teroris Sebagai Alat Penjajahan.

Propaganda teroris sudah menjadi alat bagi AS untuk dapat masuk dan mengintervensi suatu negara, hal ini sudah berlangsung semenjak tragedi 11 September. Bahkan mantan Presiden Bush dengan slogan nya menantang semua negara yang tidak mau ikut serta dalam melawan teroris “ if you are not with us, you against us” untuk melawan teroris di seluruh dunia.

Padahal, kalau kita coba lihat kejadian 9/11 tersebut. ZA Maulani dalam buku Mengapa Barat Memfitnah Islam, jelas mengungkapkan konspirasi US sendiri dalam merobohkan WTC pada saat itu. Salah satunya adalah kenyataan bahwa tidak ada satupun yahudi yang masuk kantor pada hari naas itu.

Bahkan dalam salah satu penelitian ilmiah mayoritas rakyat Amerika tidak percaya dengan isu terorisme 11 september 2001, Usama, dan sebagainya itu. AM Hendropriyono menuliskan bahwa terorisme berlaku pada setiap negara dan agama (lihat : Terorisme ;Fundamentalisme Kristen, Yahudi dan Islam;Kompas.2009)

Kedua; Menarik Pasukan AS Di Afghanistan.

Afganistan merupakan salah satu negara yang menjadi korban isu terorisme Amerika. Melalui “niat” memberantas pasukan taliban, Amerika menacapkan kukunya pada pemerintahan Afganistan di bawah presiden Hamid Karzai.

Sampai sekarang pasukan Amerika masih berada di Afgan, dan menjadi “Hidden Boss” bagi negeri tersebut. Dan bahkan Taliban sempat menuding barat ( Amerika ) turut campur dalam membatalkan hasil pemilu putaran kedua di Afgan, karena dinilai merugikan Amerika.

Ketiga; Hentikan Dukungan AS Terhadap Israel (Yahudi),

Yahudi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Amerika Serikat. Majalah Sabili pernah membahas keterkaitan yahudi dengan pemilihan presiden Amerika. Dijelaskan tidak akan ada calon presiden amerika yang akan terpilih jika tidak mendapat dukungan dari lobi yahudi AIPAC ( american israel public affair committee). Tanpa ada dukungan AIPAC mustahil seseorang kan terpilih menjadi presiden amerika.

Dengan mendukung Israel, amerika sebenarnya memainkan standar ganda terhadap Umat Islam dan Palestina khususnya. Membunuh warga Palestina dengan dalih keselamatan warga Yahudi dan membiarkan Israel merampok tanah palestina dengan alasan yang tidak masuk akal.
Jika Amerika benar-benar ingin menciptkan kedamaian di timur tengah maka, Amerika mesti melepaskan dukungan yang tidak berimbang tersebut kepada Israel. Dan memposisikan diri sebagai komponen netral yang ingin menciptakan kedaiaman di dunia.

Perdamaian tersebut tidak akan tercapai jika Amerika, masih memainkan standar ganda terhadap konflik umat islam dan Israel.

Keempat; Menghentikan Tekanan Terhadap Irak,

Keberadaan Amerika di irak dengan malakukan invansi dan penaklukan terhadap pemerintahaan Saddam Husein. Penaklukan Irak oleh Amerika di latar belakangi dengan tujuan untuk memusnahkan senjata pemusnah massal Irak. Kendatipun sampai saat ini tidak pernah ditemukan senjata tersebut.

Terkait dengan penaklukan irak, ZA Mauliani dalam bukunya “Mengapa Barat Memfitnah Islam”. Menujukkan bukti pendudukan Amerika terhadap Irak bukan atas alasan senjata pemusnah massal tetapi atas dasar ingin menguasai minyak. Bahkan Bush senior sudah sejak lama ingin menaklukan Irak untuk mengambil minyaknya. ( ZA.Maulani;Mengapa Barat Memfitnah Islam )

Kendatipun sudah berlangsung lama dan Obama sudah berniat untuk menarik pasukannya dari Irak ( pasukan Amerika akan ditarik semuanya pada awal 2011). Tetapi tekanan terhadap Irak masih tetap berlangsung. Amerika masih menjadi koboi yang mengendalikan kuda pemerinthaan Irak.

Jika ada yang menonton Green Zone, maka kita akan melihat bagaiaman Zuhaidi ( boneka Amerika ) ingin dinobatkan menjadi presiden.

Kelima; AS Harus Bertanggung Jawab Terhadap Kerusakan Lingkungan

Amerika merupakan salah satu negeri industri terbesar, pemakai minyak bumi terbesar untuk menggerakkan ekonomi nya. Pemakaian Minyak bumi yang besar akan menyumbang karbon yang besar pula.

Dengan kenyataan ini, Amerika mesti bertanggung jawab atas sumbangan karbon mereka.
Dari pantauan satelit terra, ilmuwan amerika sendiri menyatakan bahwa tingkat polusi tertinggi berada di amerika. Berdasarkan pengamatan dari maret hingga desember 2000, terlihat jelas bahwa udara di kawasan udara Amerika Utara, Selatan, dan Amerika Serikat dipenuhi warna merah. Hal ini menandakan bahwa karbon monoksida yang ada di amerika telah membentuk awan pekat.

The Air Resources Board lokal memperkirakan bahwa polusi udara menyebabkan 9.200 kematian prematur per tahun di California.

Amerika di bawah pimpinan Obama seyogyanya menempatkan diri pada posis netral yang tidak berperan ganda dalam setiap permasalahan. Amerika juga tidak boleh melakukan intervensi dan ikut campur terhadapa urusan negara lain.


Efri Yunaidi

Sorry gan,, tuntutan ane ambil dari sini :
http://berita.liputan6.com/ibukota/201011/305523/Massa.PPI.Tuntut.Lima.Poin.kepada.Obama

Selasa, 23 November 2010

Sedikit Cerita

Awal kisah, Saya ikut Basic Training PII secara tidak sengaja awal tahun 2003, di SMK Kosgoro Payakumbuh.

Keikutsertaan saya pada kegiatan tersebut adalah atas perintah pembina OSIS MTsN Limbanang, pada waktu itu Dra.Zuriati. Kebetulan saya ketua OSIS. “ Ko ketua OSIS paralu ikuik ko Latihan Dasar Kepemimpinan Pelajar Islam Indoensia, awak lai sedang libur pulo “ ibuk zur berdomisili di payakumbuh sehingga bahasanya adalah bahasa “pasa”.

Setelah Basic Training, satu hal yang penting, kendatipun saya termasuk peserta termuda dari 4 orang peserta kelas 2 MTsN, tapi saya ketua Members Group. Diantara anggotanya adalah Widia Ningsih ( Bendum PW PII 2005-2007 ). “ Ni wid tu anggota ambo tu kawan-kawan, baa ka baa ambo ketua nyo tu mah”

Bekal inilah yang saya gunakan untuk mengkritisi sekolah melalui mimbar kultum sebelum shalat zuhur dan mendemo kepala sekolah karena tidak mau mnegabulkan keinginan kami untuk menjenguk teman yang sakit, walaupun pada akhirnya dapat dipatahkan dengan mudah oleh pak kepsek. ( Ketika aktif di PD PII tahun awal 2005, saya mengetahui kalau kepsek MTsN kami adalah KB PII dan Ketua Yayasan Training College ( TC ) yang menjadi sekretariat PD PII Payakumbuh/50 Kota dari “dahulukala“ sampai sekarang)

Adapun yang ingin saya bagi pada kesempatan adalah kemerasaberuntungan saya telah belajar di wadah ini.

Oktober 2004 saya terpilih menjadi Ketua Umum PD PII Payakumbuh 2004-2005 menggantikan Febri Setiawan. Yang ber efek kepada meningkatkan tingkat popularitas saya di sekolah dan dunia ke aktivisan pelajar di Kota Payakumbuh J.

“ o iko nan Efri Yunaidi ketua PII tu ” suatu ketika seorang alumni organisasi lain berujar.

November 2004, saya mengikuti Intermediate Training PII di Panyalaian X koto yang diadakan oleh PD PII Kota Padang Panjang. Diantara Instrukturnya pada waktu itu adalah Yudi Helfi, Ezi Fitriana, Arfendri, Asmayenti,Riko Putra, Tomi Man Bayoe dan Adel Wahidi.

Diantara materi yang berkesan pada waktu itu adalah bagaimana menyusun Action Plan setelah training dengan menggunakan analisis SWOT. Analisi SWOT ? a lah ko?

Akhir November 2004, Kami mengadakan TC PD PII Payakumbuh/50 Kota yang diikuti oleh pengurus baru dan difasilitasi oleh utusan PW PII Sumatera Barat yaitu Adel Wahidi dan Meiriza.

Pelajaran yang masih sangat saya ingat adalah mengenai dasar Management yang terdiri dari Techincal skill, Human Relationship Skill, Team Work Building Skill, Conseptual Skill dan yang kedua adalah cara menetapkan tujuan dengan SMART ( Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, serta memiliki skala waktu pencapaian yang jelas ). Senang rasanya bisa mengetahui hal-hal tersebut, yang memang tidak diajarkan disekolah.

Oktober 2010, saya kuliah di UNAND jurusan Teknik Industri, semester 7. Salah dua mata kuliah yang saya ambil adalah Manajemen Strategik ( kawan di kampus sering menyebutnya Manstra ) dan Analisis Perencangan Perusahaan ( APP ). Dan secara mengejutkan, materi-materi tersebut kembali saya jumpai dalam 2 mata kuliah tersebut.

Analisis SWOT dan Dasar Management saya temukan pada mata kuliah Manajemen Strategik. Sedangkan cara menentukan tujuan ( SMART ) saya temukan pada mata kuliah Analisis Perancangan Perusahaan ( APP ). Mata kuliah yang memang hanya bisa diambil setelah meluluskan beberapa mata kuliah wajib lainnya yang terkait. Saya tidak menyangka materi-materi yang saya pelajar di PII ternyata baru saya pelajari di semester 7 perkuliahan. Kendatipun tak bisa dibantah, materi kuliah lebih didukung dengan teori-teori lain yang menyertainya.

Inilah sedikit yang bisa saya tuliskan dengan serampangan, Saya beharap rekan-rekan juga menjumpai hal seperti itu!

Ditulis Senin,Setelah kuliah shift 4 sebelum maghrib!sadang panek bana ko ha!

Efri Yunaidi

Ma Nan Alun Advanced segera Advanced, lain pulo pelajarannyo!

Sabtu, 20 November 2010

TRADISI INTELEKTUAL ORGANISASI ISLAM DAN MESJID

Reportase 2 : Ta’lim Ali Mingguan

Minggu ,14 Noveber 2010

Secretariat PWPII SUMBAR

Jln Gunuang Pangilun depan Mtsn Model

Tema : TRADISI INTELEKTUAL ORGANISASI ISLAM DAN MESJID

( Adel Wahidi, Efri Yunaidi, Robby Yunianto Utama MS, Hamda, Fikri Asyhari, Rengga Satria, Dan Nasrullah )

Reportase ini merupakan kelanjutan dari Ta’lim Ali sebelumnya ( Jumat 12/11/2010 ) yang bertema seputar tradisi intelektual dan harapan PII SUMBAR untuk kembali memperhatikan dan mempertahankan trtadisi yang hampir terlupahkan.

Kembali saya menukuhkan apayang disampaikan Efri Junaidi ( Ketua Umum PW PII SUMBAR ) pada reportasenya bahwa Sejarah mencatat dan tak terbantahkan, bahwa tidak ada suatu “keluarbiasaan” yang ada/berawal dari luar biasa kemudian tumbuh menjadi sangat luar biasa, tidak ada yang sesuatu yang besar berawal besar dan tetap besar. Akan tetapi semuanya berawal dari biasa dan dengan kuantitas yang tidak besar.

Tradisi intelektual ( seperti : baca, tulis, diskusi ) yang terwariskan ( menjadi budaya ) akan membentuk lingkungan kondusif untuk berkarya, sehingga siapa saja yang ingin berkarya patut membudayakan dan membiasakan tradisi intelektual dan keilmuan dalam setiap aktivitasnya.

Pertemuan ta’lim pada kesempatan ini dimoderatori saya sendiri yang sebelumnya di tugasi Adel Wahidi selaku mu’lim untuk mencari di beberapa sumber tentang organissi islam yang kuat tradisi intelektualnya. Jadi memang pada kesempatan ini Adel ingin membedah beberapa tradisi intelektual yang dipertahankan oleh beberapa organisasi islam.

Masuk ada tema yang akan di bahas, Efri Junaidi memulakan dengan sedkit paparan tentang tradisi intelektual namun beliau mengutakan lebih kepada sisi ketokohan, salah satunya beliau menyebut tokoh filosof bernama Al- Razi dengan hafalan al- quran sebagai tradisinya.

Kalau berbicara tentang organisasi islam yang kuat traddisi intelektualnya dan punya basis gerakan maka pandangan kita tertuju pada Ikhwanul Muslimin. Setiap lini dari kehidupan masyarakat sudah merasakan keberdaannya baik di bidang politik, ekonomi, akademisi , pertahanan dan sebagainya. Dan tentu kita bertanya apa yang menjadi rahasianya?

Tak lain dan tak bukan keberhasilan ikhwanul muslimin adalah bla dari bermula dari halaqoh ( kelompok kecil) yang selalu mempertahankan halaqoh tersebut sebagai tradisinya dan dai halaqoh tersebut juga ia mempertahan tradisi lain seperti baca, tulis, menghafal, diskusi dan sebagainya.

Halaqoh tumbuh menkadi beberapa halaqoh dan kemudian menjadi harokah (gerakan islamiah yang komprehensif ). Namun kuantitas dari harokah tersebut bukanlah target keberhasilan ikhwanul muslimin tetapi kualitas semua pengikutnya adalah standarnya dan bagaimana mempertahankan kualitasnya .

Pernah suatu saat , tahun 1960-an mendorong harokah ini untuk menganut system elitism yaitu mengisolasi muta’arobbi dari masyarakat karena pada saat itu dengan tekanan-tekanan yang ada tidak mungkin dilakukan tarbiah seperti biasanya. Sebagaimana di utaraka Fathi yakan dalam bukunya “ ISLAM ERA GLOBAL “ bahwa harokah pada waktu itu menghadapi tekanan-tekanan yang melampaui batas. Para pemimpinnya digiring ketiang –tiang gantungan. Dan dalam keadaan terbelenggu aktivisnya digiring ke penjara-penjara dan tempat eksekusi. Sehingga mengisolasi mutarabbi adal solusi terakhir pada waktu itu karna tidak memungkinkan bagi muta’arabbi untuk belajar ditengah masyarakat yang mempengaruhinya dengan suasana seperti itu.

Dan yang terakhir bahwa, dalam organisasi islam ( ikhwanul Muslimin ) tersebut yang tak pernah ditinggalkan dari tradisi intelektualnya adalah mesjid. Seperti halnya di Paletina yang merupakan Negara yang tak pernah lepas dari tekanan dan kecaman yahudi laknatullah, yang menjadikan mesjid sebgai temapat yang pertama kali di datangi oleh para perintis gerakan islam. Mereka kembali mengidupkan mesjid yang mendasar dalam islam. Nilai-nilai spiritual yan didapat dari mesjid kemudian di transfer ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan masyarakay umum. Mesjid tidak lagi sekedar tempat shalattetapi menjadi lembaga-lembaga pemudadan tempat perkumpulan pemuda baik dari SMA maupun Dari sekolah dasar.

Jadi itulah seputar pembicaraan dalam kesempatan ta’lim ali tersebut. Terlepas dari beberapa tradisi intelektual seperti baca, tulis dan diskusi, Adel wahidi yang menjadi mualim ali mencoba menjadikan “mesjid” sebagai sentral pembahasan pada waktu itu dan beliau mengaskan organisasi islam yang hilang dari basisnya atau tidak memiliki basis lagi disebabkan salah satunya adalah jauh dari mesjid dan tidak menjadikan mesjid sebagai sentral kegiatan.

Panjang cerita, saya ingin menyimpulkan dengan dua kata sebagai akhir reportase ini yaitu “ KEMBALI KE MESJID “




Robby Yunianto Utama MS

Senin, 15 November 2010

Inikah Menara Gading?

Dulu diawal tahun pertama kuliah di kampus terbaik diluar jawa ini, september 2007, rektor kami yang Profesor senantiasa menyemangati kami.

Anda beruntung bisa masuk ke universitas ini, dari 22.000 calon mahasiswa yang mendaftar, hanya sebagian kecil yang dapat diterima di universitas ini dan anda adalah yang sebagian kecil itu. Kalau anda baca koran tempo bulan mei, anda akan lihat bahwa universitas kita ini adalah universitas terbaik diluar jawa. Dan anda beruntung bisa berada disini. Disini semua fasilitas kami lengkapi agar anda dapat menuntut ilmu dengan baik, asrama sudah kita sediakan, target kita pada saatnya nanti semua mahasiswa baru tinggal diasramacobalha anda tanya, tidak ada univeristas hebat di dunia ini yang tidak punya asrama.” Kira-kira begitulah sedikit dari rektor diantara banyak yang lain yang disampaikannya.

Mahasiswa baru senang hatinya. Menuntut ilmu di Universitas Terbaik di Luar Jawa dengan kemampuan alumni yang sangat baik.

Di lain kesempatan, Dosen kami yang Doktor juga bercerita mengenai hebatnya kampus ini.

Kampus ini seharusnya menjadi Top Of Excellence, tempat dimana ilmu berkembang, dipelajari dan diajarkan. Sehingga kampus seyogyanya menjadi contoh Excellence. Orang-orangnya excellence, sistem yang dipakai excellelnce, gedungnya excellence. Semuanya. Karena ilmu berkembang disini.” Kira-kira begitu pesan dosen kami di sela-sela perkuliahan yang disampaikannya.

Mengebu-gebu semangatnya mahasiswa untuk menjadi top of excellence.

Universitas terbaik di luar jawa ini, terletak di atas bukit. Bukik Karamuntiang kecek urang. di sisi kiri dan kanan bukit ada perkampungan masyarakat. jika menghadap kampus dari pasar baru, maka ada Batu Busuak di sebelah kiri dan limau manih di sisi kanan. Kalau ada yang masih ingat perkataan pembina asrama yang doktor “ Di katiak Kampus ko batu busuak tu ha

Di lain kesempatan, saya ikut dalam sebuah survey mengenai preferensi masyarakat terhadap media massa untuk Kota Padang yang diadakan oleh sebuah lembaga survey nasional. Ada beberapa kelurahan terpilih yang masyarakatnya menjadi sample penelitian ini. Salah satunya adalah batu busuak, dan dikarenakan jarak tempat tinggal saya yang tidak begitu jauh dari lokasi, maka saya ditempatkan di batu busuak. Batu busuak di bawah katiak kampus ko.

Dari sini saya tahu bahwa di batu busuak itu masyarakatnya, baik tua maupun muda ( yang menjadi sampel) tidak ada yang membaca media cetak/elektronik (media online) sekali sehari. Jika ditanya mengenai frekuensi, jawabnya hanya “kadang-kadang bana nyo diak”, serta tidak ada koran yang masuk ke lokasi tersebut secara berkala.

Kalau boleh, dengan tingkat validitas yang sangat rendah, saya ingin sampaikan bahwa sangat kurang arus informasi disana, sangat kurang media informasi berkunjung ke sana. Batu busuak katiak Kampus ko. Di samping top excellence, tempat teori pembangunan ekonomi dan pencerdasan masyarakat berkembang pesat.

September 2009, terjadi gempa di Sumatera Barat, ada yang bilang itu adalah G30S. Kerusakanya amat parah, banyak perempuan menjadi janda, anak-anak menjadi yatim dan atau piatu. Banyak orang berdatangan, baik dari provinsi lain atau bahkan juga dari negara lain. Ingin membantu maksudnya.

Kampus saya juga turun tangan, BEM nya mengklaim telah menyalurkan bantuan lebih dari 400 juta- koq di balian ka panjaik bara banyak tu yo ?-, begitu juga dengan elemen lainnya mendirikan pusat bantuan dan konsultasi bangunan aman gempa, sampai sekarang.Hebat.

Tapi kalau boleh mengkalkulasikan, dari hampir dua ribu orang-orang excellence di dalamnya, berapa orang yang memanfaatkan ke excellenannya, yang memanfaatkan IPK 3,73 untuk G30S.

Singkat cerita, hari ini 15 November 2010. H-1 Idul adha 1431 H. Kali ini terjadi perbedaan waktu shalat idul adha, ada selasa, 16 nov dan ada yang shalat hari rabu 17 November. Barusan tema saya bercerita “ awak bisuak ado juo kuliah baru, fisika” , seorang teman yang lain menambahkan, “ kabanyo anak 2010 hari rabu ado yang praktikum shift 1 ( 8.30 WIB)

Barusan di fb ada yang nulis status “ kuliah juo kamis kiro nyo “. Luar biasa semangat keilmuan kampusku ini.

Apa sudah tidak ada lagi ruang dalam kepala kita untuk “Manusia?”, apa terlalu besar ukuran fisika itu sehingga otak kita terasa begitu penuh olehnya? Apa terlalu penat tubuh kita ini karena menghitung jumlah mol dalam suatu zat, sehingga sesampai kita dirumah langsung tidur dan tak kuat untuk melihat sekitar kita?

Barangkali kembali kita ingat saja apa yang ditulis Umar Shihab, bahwa tujuan pendidikan itu salah satunya adalah untuk memanusiakan manusia. Semuanya bermuara kepada manusia, dan digunakan untuk kemudahan dan kesejahteraan manusia.

Antahlah!


Efri Yunaidi

Minggu, 14 November 2010

Memulai dengan kepemimpinan Berketauladanan dan Mempertahankan Tradisi Membangun Cikal Peradaban


Reportase 1 : Diskusi mingguan ‘Ali.
Jumat/12 November 2010 pukul 16.30 WIB
Sekretariat PW PII Sumatera Barat Gunung Pangilun.
Tema : Memulai dengan kepemimpinan Berketauladanan dan Mempertahankan Tradisi Membangun Cikal Peradaban.
Adel Wahidi,S.E.I
Efri Yunaidi
Robby Yunianto Utama MS

Sejarah mencatat dan tak terbantahkan, bahwa tidak ada suatu “keluarbiasaan” yang ada/berawal dari luar biasa kemudian tumbuh menjadi sangat luar biasa, tidak ada yang sesuatu yang besar berawal besar dan tetap besar. Akan tetapi semuanya berawal dari biasa dan dengan kuantitas yang tidak besar.

Sebuah jamaah yang besar dimulai dari satu/beberapa orang penggerak yang teguh pendirian terhadap gerakannya, dan seiring dengan waktu barulah gerakan tersebut menjadi lebih besar. Islam yang besar di awali dengan seorang Muhammad yang menganjurkan masyarakat pada waktu itu untuk kembali kepada tauhid yang telah lama mereka tinggalkan.
Diskusi ini merupakan diskusi permulaan ( perdana ) yang digagas oleh team ta’lim PW PII Sumatera Barat untuk tetap mempertahankan budaya intelektual dalam memerkasa tamaddun bangsa. Dan hal ini harus dilestarikan.

Adel Wahidi ( Eks.Ketum PW PII 2005-2007) , memulai diskusi ini dengan sebuah statemen akan pentingnya setiap diri memunculkan karya. Bagi Adel, kehidupan yang besar itu adalah yang menghasilkan karya. Apaun bentuknya. Jika sesuatu itu adalah perorangan, karyanya bisa berbentuk pemikiran, sumbangsih ide-ide besar bagi perbaikan masyarakat dll. Jika itu adalah organisasi maka karyanya dapat berupa gerakan yang berdampak luas terhadap kemajuan. Dan semua orang menyadari akan pentingnya hal tersebut.

Hanya saja, menurut Adel rasa akan pentingnya berkarya tersebut tertahan pada tahap kesadaran dan sulit untuk menjadi nyata. Hal ini disebabkan karena dukungan lingkungan yang tidak memadai. Begitu juga dengan PII, ranah karya PII dewasa ini menjadi (terasa) luntur karena lingkungan PII tidak kondusif untuk menghasilkan karya. Tradisi Intelektual PII tidak terlestarikan dan tidak terwariskan kepada generasi baru.
Merujuk kepada falsafah gerakan PII, agar tercapainya Izzul Islam Wal Muslimin maka sektor yang dibenahi adalah sektor pendidikan dan kebudayaan. Tanpa perbaikan di kedua sektor ini, maka cita-cita tersebut hanya akan menjadi mimpi balaka (utopis). Budaya dalam pengertian proses, merupakan suatu proses yang terus-menerus, peran subyek (manusia) sangat signifikan, dan voluntaristik.

Tradisi intelektual ( seperti : baca, tulis, diskusi ) yang terwariskan ( menjadi budaya ) akan membentuk lingkungan kondusif untuk berkarya, sehingga siapa saja yang ingin berkarya patut membudayakan dan membiasakan tradisi intelektual dan keilmuan dalam setiap aktivitasnya.

Selanjutnya adel menjelaskan, pun ketika suatu pembiasaan intelektual dilaksanakan, maka persoalan berikutnya adalah ketidakkonsistenan dalam membiasakan tradisi tersebut. Secara lebih rinci adel menjelaskan hal ini sering disebabkan oleh kekecewaan orang-orang yang terlibat didalamnya terhadap orang yang dianggap bertanggung jawab (pemimpin).

Fathi Yakan, dalam Tasaqut fi dakwah menggambarkan orang-orang yang berguguran di jalan perjuangan Tuhan lantaran kecewa dengan kondisi pemimpin/imam mereka yang tidak dapat memberikan contoh tauladan bagi kemajuan gerakan perjuangan mereka. Sehingga membuat mereka mengudurkan diri ( menghilang) dari komunitas (jamaah) tersebut.

Agar hal tersebut tidak terjadi ( dapat diminimalisir ) maka setiap orang yang ada dalam komunits tersebut harus mencerminkan sifat pemimpin yang berketauladanan. Orang-orang yang sesuai ucapan dengan perbuatannya dan yang dapat dicontoh oleh orang-orang disekelilingnya.

Diskusi berjalan relatif datar karena memang tidak ada benturan ide dan pandangan yang terjadi. Robby selaku fasilitator kegiatan ini menyampaikan, tema diskusi ini perlu dilakukan untuk menyegarkan kembali ingatan kita akan pentingnya melestarikan tradisi intelektual dan mengembangkan kepemimpinan bertauladan dalam mengembangkan karya untuk munculnya peubahan sosial yang lebih humanis.

Kedepan diskusi ini akan dikembangkan mnejadi komunitas kreatif yang akan berdiskusi mengenai tema-tema yang lebih menarik.