Komunitas Pembelajar

Pengurus Wilayah

Pelajar Islam Indonesia ( PII )

Sumatera Barat

Gedung Student Centre Jln.Gunung Pangilun Padang ( Depan MTsN Model Padang)

Search

Sabtu, 01 Agustus 2009

Siaran TV tidak mendidik

(koran tempo, Kamis, 23 Juli 2009)
Pemberitaan tentang bom juga dapat menimbulkan trauma bagi anak.
Tayangan televisi menghambat pertumbuhan anak secara fisik dan psikis. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Hadi Supeno mengatakan program televisi tidak sesuai dengan kebutuhan anak karena mengandung kekerasan, adegan seks, dan mistis. “Partisipasi anak menonton televisi terlalu banyak daripada belajar,” katanya dalam diskusi kampanye “Hari Tanpa TV” di kantornya kemarin.

Rata-rata anak menonton televisi selama 30-35 jam per minggu atau hampir lima jam sehari. Mereka menyerap begitu saja apa yang ditayangkan televisi, termasuk materi untuk dewasa. Akibatnya, terjadi peniruan oleh anak-anak dan remaja, terutama atas hal-hal yang bersifat negatif.

Berdasarkan sejumlah riset perguruan tinggi, tayangan televisi-antara lain sinetron–mengandung materi kekerasan hingga 90 persen.
Detailnya, 50 persen secara fisik dan 40 persen secara psikologis. Selain itu, ada penampakan ikon mistik sebanyak 75 persen, adegan seks 50 persen, pemerkosaan 20 persen, dan perkataan cabul 20 persen. Menurut dia, anak-anak kurang dari usia tiga tahun yang cenderung pasif seharusnya tidak diperbolehkan menonton televisi. Hal itu dapat menghambat potensi aktifnya dan mengurangi daya imajinasi.

Begitu juga anak usia kurang dari 5 tahun. Dalam umur itu, menonton televisi mengganggu perkembangan otak dan kemampuan belajarnya. Dia menilai, program televisi untuk anak seharusnya diatur jam tayangnya, yakni dari pukul 15.00 sampai 18.00.

Anggota Pengurus Pusat Bidang Pengabdian Masyarakat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Soedjatmiko, menambahkan bahwa jam menonton anak sebaiknya dibatasi tak lebih dari dua jam per hari. Kalaupun menonton, sebaiknya didampingi dan diberi penjelasan agar pesan tidak diterima begitu saja.

Menurut dia, tayangan televisi bisa berdampak positif apabila pesan disampaikan dengan cara yang sederhana, perlahan, dan diulangulang sehingga mudah dicerna. Hal ini diperlukan terutama untuk anak usia 3-4 tahun karena perkembangan otaknya masih lambat.

Namun, tayangan televisi juga menimbulkan dampak negatif secara fisik dan nonfisik. Pertumbuhan fisik anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi terhambat karena kurang aktivitas. Mereka pasif duduk di depan televisi sambil mengudap makanan yang dapat memicu kegemukan. Padahal gerakan aktif diperlukan untuk mendorong pertumbuhan.

Menonton televisi juga dapat menyebabkan kerusakan mata meski tidak terlalu banyak. Sinar ultraviolet mengganggu ketajaman mata, tetapi secara alamiah sebenarnya mata memiliki refleks untuk melihat yang nyaman.

Dampak positif dari program yang sesuai akan membantu memperkaya informasi, terutama program yang tidak terlalu banyak mengandalkan tulisan. Namun, bagi anak yang sudah bisa membaca, televisi akan memberi dampak negatif, yaitu cenderung malas membaca.

Televisi dapat membuat anak menjadi tak suka berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Saat menonton televisi, ada proses belajar sehingga program yang menayangkan kekerasan fisik dan verbal, konsumerisme, dan sikap antisosial akan ditiru. Untuk itu, kata dia, anak-anak perlu didampingi saat nonton TV.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Hadi Sumpeno secara terpisah mengatakan pemberitaan tentang bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta, dapat menimbulkan trauma bagi anak. “Membuat trauma psikososial,” kata Hadi kemarin.

Anak-anak yang membaca atau menyaksikan gambar tentang korban pengeboman, menurut Hadi, akan mengingat peristiwa tersebut.
Khususnya, anak para korban bom, baik di tempat yang sama pada 2003 maupun korban bom di Bali. Dia menambahkan, meskipun kemungkinannya kecil, bisa saja pengeboman semacam ini menjadi inspirasi bagi anak-anak bahwa kemarahan dapat dilampiaskan dengan melakukan pengeboman.

Program Yang dinilai tidak mendidik :

1. Termehek-mehek, Trans TV

2. Happy Family : Me VS Mom, Trans TV

3. Idola Cilik, RCTI

4. Bukan Empat Mata, Trans &

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan beramal shaleh....