Komunitas Pembelajar

Pengurus Wilayah

Pelajar Islam Indonesia ( PII )

Sumatera Barat

Gedung Student Centre Jln.Gunung Pangilun Padang ( Depan MTsN Model Padang)

Search

Rabu, 21 Desember 2011

KERTAS




LATAR BELAKANG

PERGAULAN DAN KORUPSI
Globalisasi sebagai kecenderungan transparansi tata pergaulan dan kerjasama dunia tidak mungkin kita hindari. Hal tersebut akan mempertinggi tingkat keterpengaruhan dan interaksi budaya dan perubahan dunia. Akulturasi budaya akan berlangsung secara lebih kompleks dan rumit. Kebudayaan dan peradaban yang kuat dan memiliki nilai universal akan terjaga eksistensinya dan sebaliknya kebudayaan dan peradaban yang lemah akan hilang secara alamiah.

Konsumtivisme dan hedonisme akhir-akhir ini semakin menguat dan memiliki kecenderungan untuk semakin meluas pada masa yang akan datang. Tantangan ini tentunya harus dihadapi secara serius agar kita bisa terhindar dari keserakahan dan kendali hawa nafsu sebagai akibat perilaku konsumtivisme dan hedonisme. Sudah terlalu banyak bukti sejarah yang menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan akan hilang dan tergelincir karena manusia tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan bertindak serakah.

LINGKUNGAN HIDUP
WALHI mencatat lebih dari 170 ribu hektar hutan lindung telah dialihfungsikan dalam tiga tahun terakhir. lebih dari 80 persen diantaranya dilakukan secara ilegal dalam artian tidak ada proses alih fungsi lahan sama sekali. Semuanya berjalan tanpa ada upaya hukum sama sekali dari pemerintah. (walhi.or.id, 18/03/11)

Kelestarian lingkungan sebagai nikmat dan anugrah dari Allah Swt. perlu dijaga dan dipelihara. Lingkungan hidup merupakan satu keharmonisan kehidupan manusia dan alam yang tak terpisahkan yang diatur untuk kesejahteraan bersama. Oleh karena kedudukan manusia sebagai khalifah yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bersama tersebut, maka sudah selayaknya apabila manusia mempunyai peran yang sangat menentukan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Ulah manusia yang serakah dan tidak bermoral  menyebabkan manusia lainnya sengsara dan juga seluruh makhluk dan alam sekitarnya.

NARKOBA
Kejahatan Narkoba menjadi ancaman besar masyarakat dan generasi. Hal itu mengingat sangat banyaknya orang yang terlibat. Di tahun 2006, menurut Kalakhar BNN kala itu, Brigjen Pol dr Eddy Saparwoko, jumlah pengguna Narkoba di Indonesia diperkirakan mencapai 3,2 Juta orang, terdiri atas 69% kelompok teratur pakai, dan 31% merupakan kelompok pecandu; dimana laki-laki 79% dan perempuan 21% (kapanlagi.com, 28/3/2006).
Buruknya budaya hidup sehat dapat terlihat dari banyaknya aktifitas masyarakat yang rentan terhadap penyakit serta lingkungan yang tidak sehat. Padahal kesehatan fisik amat mendukung bagi aktualisasi diri seseorang. Nabi Saw. Sendiri mengingatkan bahwa muslim yang kuat lebih baik dari muslim yang lemah. Kuat di sini  disamping kuat secara psikologis juga kuat dan sehat secara fisik. Lingkungan yang tidak sehat juga mempengaruhi kesehatan diri. Untuk menciptakan kesehatan diri dan masyarakat perlu diciptakan budaya hidup sehat, tindakan preventif, menjaga dan menjamin kebugaran diri serta penjagaan dan pemenuhan gizi.

WAWASAN DAN AKHLAK
Ketertinggalan dalam wawasan iptek dan kebodohan menyebabkan kita kehilangan akses terhadap peluang-peluang dan kesempatan-kesempatan dan kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi. Ini berdampak pada rendahnya kinerja dan produktivitas individu dan masyarakat. Rendahnya minat baca tulis menyebabkan buruk dan rendahnya tradisi dan prestasi ilmiah seseorang dan masyarakat. Itu lebih jauh akan menjadikan seseorang lemah dalam kemampuan memahami (konseptualisasi) sumber-sumber ajaran, memahami dan menyikapi realitas empirik secara arif, dengan pendekatan keilmuan yang kritis, obyektif dan sistematis.

Krisis spiritual dan dekadensi moral menyebabkan seseorang kehilangan kendali ketika harus mengambil keputusan dan sikap, sehingga perilakunya tidak terkontrol. Penyimpangan aqidah berdampak pada semakin jauhnya seseorang dari hakikat dan misi penciptaan manusia sebagai hamba (Abdullah) dan wakil Allah SWT. (Khalifatullah). Krisis identitas menjadikan seseorang tidak memiliki konsep dan citra diri yang berdampak pada kesulitan untuk mengambil keputusan dan menentukan sikap. Kesulitan bertindak dalam rangka aktualisasi diri. Kondisi seperti ini menjadikan seseorang tidak bisa mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk menunjang tugas-tugas kehidupan, dan tidak mampu menyikapi dan mengatasi problem-problem diri dan masyarakat. Sehingga kehadirannya cenderung menjadi beban sosial, bukan dinantikan oleh masyarakat sekitarnya.

Di latar belakangi dari semua hal di atas kami Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Sumatera Barat bekerjasama dengan Komunitas SKY, ingin mengajak generasi muda khususnya pelajar di sumatera barat untuk menyalurkan kepeduliannya terhadap kondisi bangsa kita hari ini. Kepedulian terhadap konsep diri dalam hidup, kepedulian terhadap kehidupan sosial masyarakat dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Semuanya terangkum dalam tema kegiatan ini,

Green Your Self, Your Society, and Your World.

Untuk itulah kami dari panitia pelaksana mengadakan kegiatan Kompetisi Kreativitas Pelajar. Kompetisi tingkat pelajar yang melihat sejauh mana kreativitas pelajar dalam memberikan solusi dari persoalan-persoalan yang telah kita kemukakan sebelumnya. Ide itu disampaikan dalam bentuk tulisan. Pelajar bebas mengekspresikan idenya dalam bentuk tulisan apa saja sesuai kategori berikut. Seperti: Artikel, Cerpen, dan Puisi. 
Kegiatan yang akan kami laksanakan ini adalah:
 
KERTAS
Kompetisi Kreativitas Pelajar, Sky”
Pelajar se - Sumatera Barat






Ketentuan Kompetisi Kreatif Pelajar, SKY (KERTAS)

1.  Peserta merupakan pelajar SMP-SMA/sederajat.
2.  Kompetisi ini bersifat perorangan (Individu).
3.  Karya yang dilombakan belum pernah diterbitkan dalam bentuk buku, dan dipublikasikan lewat media cetak atau elektronik, serta tidak sedang diikutkan dalam kompetisi, lomba atau kegiatan serupa lainnya.
4.  Karya yang diikutsertakan bukan saduran, terjemahan, plagiat atau pun murni menjiplak, baik sebagian maupun keseluruhan, dari naskah yang telah ada sebelumnya.
5. Tiap peserta hanya diperbolehkan mengirimkan satu karya untuk masing-masing kategori.
6. Peserta melampirkan Biodata singkat yang dilengkapi dengan Nomor Telepon/HP dan alamat email aktif (dilampirkan bersama naskah cerpen/puisi/artikel).
7.  Cerpen dikirim dengan format
  • Kertas A4, Margin Normal, Top: 4, Left: 4, Bottom: 3, Right: 3
  • Font Times New Roman 12 pt, spasi 1,5 ,
  • Panjang Naskah 8 -10 halaman.
8.      Artikel dikirim dengan format,
  • Kertas A4, Margin Normal, Top: 4, Left: 4, Bottom: 3, Right: 3
  • Font times new roman 12 pt, spasi 1,5,
  • Panjang naskah 3-5 halaman.
9.      Puisi dikirim dengan format,
  • Kertas A4, Margin Normal, Top: 4, Left: 4, Bottom: 3, Right: 3
  • Font times new roman 12 pt, spasi 1,
  • Panjang naskah 50 hingga 300.
10.  Dan dikirim ke email: sky.redaksi@yahoo.com dengan subject: Kertas (kategori yang diikuti).
11.  Peserta wajib mengirimkan sms konfirmasi ke nomor: 085763524024/085767766725 dengan format REG_(kategori yang diikuti)_nama_email.
12.  Karya diterima selambat-lambatnya tanggal 22 Februari 2012 pukul 23.59 WIB. Bagi yang mengirimkan karya lewat dari batas waktu yang ditentukan tidak diterima oleh panitia lomba.
13.Peserta tidak dipungut biaya apapun.
14. Pemenang akan diumumkan melalui website: inioke.com dan WebBlog: www.pii-sumbar.blogspot.com pada akhir Februari 2012. Setiap pemenang akan memperoleh tabanas+sertifikat dan akan diundang untuk menghadiri acara seminar jurnalistik dan launching majalah SKY.

Sabtu, 19 November 2011

MENJAGA SEMANGAT KESATUAN ISLAM DENGAN IKATAN AQIDAH


Bismillahirrahmanirrahim

Pada reportase ta’lim ali kali ini ,kita bukan hendak mencoba berbicara menyoal konsep struktural seperti apa kebangkitan islam itu nantinya dan bukan pula membahas kerangka atau pokok-pokok aqidah untuk menyatukan umat ini pada salah satu main stream agama islam. Namun bagaimana nantinya ikatan aqidah yang kita coba resapi ini punya implikasi kepada semangat rasa yang mampu mendobrak benteng yang kokoh, menempuh jarak yang seluas bumi,menyelami samudera terdalam dan menyibak rimba yang gelap gulita untuk menyatukan umat ini dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun saja. 

Sebagaimana kita ketahui Islam datang kepada seluruh manusia tanpa melihat status, kedudukan, ras, suku, etnis begitu juga kepada mereka yang telah beragama yang tetap merindukan kebenaran. Islam mengajarkan manusia hanya ada satu jalinan hakiki yang mengikat manusia dengan Tuhannya dan semua manusia sama dimana Tuhannya. Oleh karena itu tidak ada yang mampu memberi jarak antara muslim yang satu dengan muslim yang lainnya, meskipun berada di belahan bumi manapun bahkan planet sekalipun begitu juga status dan kedudukannya. Semua muslim adalah sama karena ikatan akidahnya, dan berarti juga bahwa akidahlah yang menjadi sebab terikatnya persaudaraan antar sesama muslim. Akibatnya, menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk saling mencintai, tolong menolong, saling memberi, saling menguatkan, dan nasehat-menasehati dalam menapaki realita kehidupan di dunia ini agar menjadi lebih baik dan semakin lebih baik serta bersatu padu menegakkan risalah yang mulia.

Beginilah seharusnya kita memahami akidah yang mampu menjadi ruh, motivator dan tiang dalam membangun eksistensi umat muslim dan umat manusia seluruhnya menuju kehidupan rahmatan lil’alamin. Tidaklah berarti al-quran yang kita baca, shalat yang kita dirikan, puasa yang kita tunaikan selama ini hanyalah menjadi aktivitas kosong yang tidak menyentuh realita, peristiwa dan tidak membangun kehidupan yang riil untuk lebih baik bagi  umat islam itu sendiri, dan umat manusia sepenuhnya.

Dalam perjalanannya sering kita menghadapi gejala-gejala penyakit yang semakin melemahkan kita dan  bahkan mempertemukan kita pada penyakit yang sesungguhnya. Maksudnya, sering kali ikatan-ikatan lain yang sebenarnya juga dapat memusababkan suatu hubungan antar manusia dengan sesamanya seperti halnya nasab, suku, status ,kedudukan, etnis, ras, dan lain-lain sebagaimana yang kita singgung sebelumnya menjadi penyebab merenggangnya atau mempersempit ruang hidup ikatan yang kita miliki tersebut yaitu “ikatan akidah” sehingga pada akhirnya juga akidah itu sendiri menjadi binasa karena tidak pernah dibina. Misalnya kita hanya peduli dengan saudara sesama muslim kita lantaran dia satu nasab dengan kita , lantaran memiliki status yang sama, lantaran memiliki ras yang sama dengan ras kita. Padahal ikatan-ikatan demikian bukanlah jaminan akan keselamatan seseorang terhadap akidah yang ia miliki dan terhadap hidup yang akan ia jalani. Sebagai contoh:  kita dapat mentadaburi kisah yang diceritakan Al-quran dalam surah hud ayat 36-47 , dimana di ceritakan kisah nabi Nuh yang di suruh oleh Allah untuk membuat sebuah BAHTERA untuk menyelamatkan kaumnya  dari AIR BAH yang akan melanda negerinya suatu saat nanti, namun ketika peristiwa itu terjadi nabi Nuh tidak mampu membuat anaknya sendiri menjadi bagian dari kaumnya dan pada akhirnya anaknya tersebut tidak selamat dari bencana tersebut, bahkan Nuh pun meratap kepada Allah untuk tetap diselamatkan anaknya namun itu sudah ketetapan Allah. Kemudian coba kita baca Al-quran surrah maryam ayat 41-45, lagi-lagi kita mendapatkan ibrah yang sama di mana nabi Ibrahim tidak mampu menyelamatkan ayahnya­ dari kebodohon dan kecongkakkanya_yang mana dia sendiri membuat berhala-berhala untuk disembahnya sendiri dan disembah kaumnya. Begitu juga dengan bagaimana dengan nabi Muhammad sendiri tidak mampu menyelamatkan sang paman (Abi Thalib) dari kekafirannya. Itu semua merupakan pelajaran yang mempertegas bahwasanya ikatan nasab bukanlah jaminan terhadap keselamatan ikatan akidah, begitu juga dengan ikatan seperti suku, ras, kedudukan dan sebagainya yang juga bukan menjadi jaminan terhadap ikatan akidah.

Namun tidaklah silap kita bahwasanya masih ada sebenarnya ikatan-ikatan lain yang juga merupakan gejala penyakit yang tidak boleh di anggap enteng karena gejala tersebut dapat dikatakan memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari gejala-gejala penyakit yang kita singgung sebelumnya. Ya.. kita akan dihadapkan dengan suatu ikatan yang disebut dengan IDEOLOGI.  Berbicara ideology tentu kita akan mendapati beberapa dari contohnya atau bentuknya seperti Marxisme, Sosialisme, Kapitalisme, Humanisme, Feminimisme, Nasionalisme dan lain-lain sebagainya. Dan untuk menguraikan satu-satu persatu dari ideology tersebut tentu tidaklah cukup untuk tulisan kita yang singkat ini. Tetapi notabenenya ideology-ideology semacam itu begitu membius bagi umat manusia dan tak luput umat muslim didalamnya, seolah-olah teory-teory yang mendasarinya begitu menjanjikan untuk perbaikan di dunia ini dan seolah-olah juga seperti harga mati untuk tidak disandingkan dengan ikatatan lain, termasuk juga ikatan akidah yang menjadi buhul bagi umat islam terhadap tuhannya dan terhadap sesamanya.

Baiklah untuk menyederhanakan tulisan ini yang perlu kita  pertegas adalah ikatan agama ini (islam) bukan ikatan darah , nasab, tanah air, bangsa, dan bukan ikatan kaum maupun ikatan ras. Sebagai konsekwensi logis dari berdirinya sebuah masyarakat atas landasan akidah_dan tidak berdiri ia di atas unsure-unsur paksaan lainnya_ia mendirikan sebuah komunitas kemanusiaan yang universal. Komunitas ini tidak boleh di hadang oleh penghadang apapun, siapapun dan batasan-batasan yang di buat-buat lainnya. Dan perlu kita yakini sebagaimana Allah mengatakan dalam surrah Ali Imran : 110.

                ”Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkin dan beriman kepada allah..(QS. Ali imran :110).

Catt : reportase ta’lim ali ini merupakan kajian yang mencoba memahami pesan di balik tulisan sayyid quthb dalam bukunya ma’alim Fii Thariiq dan buku Aku Wariskan kepada kalian.

Reportase ta’lim ali ke-5
Ta’lim ali pada hari kamis tertanggal 03 November 2011 di Markas Dakwah PW PII Sumatera Barat dengan Peserta Ta’lim: 
Adel Wahidi
Robby Yunianto U MS
Efri Yunaidi
Hamda Risman
Zulfahmi
Fikry Ashyary.

Reportase yang ditulis oleh sahabat kita
Robby Tamanuang




"Tulisan yang memiliki semangat API"

editor: Prof 

Jumat, 18 November 2011

Muhaddits Wanita, Penyalur Shahih Bukhari


Sungguh mengagumkan bila menjadi pribadi yang berbeda dari yang lain. Inilah salah satu orangnya, Muhaddits wanita yang apabila dengan izin Allah beliau tidak ada, mungkin kitab Shahih Bukhari tidak kita temukan seperti yang sekarang ini. hmm, seberapa besar andil beliau ini??

Menurut Syaikh Abdul Fattah, beliau adalah seorang wanita mulia dan ahli hadits yang sempurna, Karimah binti Ahmad bin Muhammad bin Hatim al-Marwaziyyah. Beliau bergelar Ummul Kiram dan Siti al-Kiram. Lahir di Marwa tahun 365 H. dianggap memiliki otoritas terbaik atas kitab hadits Sahih Al Bukhari. Al Khatib Al Baghdadi dan Al Humaidi adalah sebagian dari murid-muridnya. Disebutkan pula, diantara para imam yang belajar shahih Bukhori kepadanya adalah Hafizd Abu Bakar Al-Khatib dan Abu Thalib al Husain ibnu Muhammad Zainabi.

Banyak pujian yg dilontarkan untuk beliau. Bahkan Beliau diibaratkan sebagai tiang tengah penyangga hadis-hadis nabi.Leluasan ilmu dan penguasaannya terhadap hadis tidak diragukan lagi, sehingga para ulama besar rela berdesak-desakkan untuk menghadiri majlisnya, demi mendengarkan untaian-untaian hadisnya.

Para ulama mengakui keutamaan dan keteladannya sebagai orang yang pertama kali mengajarkan kitab sahih bukhori secra utuh, tuntas dan menyeluruh. Sehingga abu Dzar, seorang ulama hdis dari kota Harrah, berwasiat kepada murid-murid agar tidak belajar kitab Shahih Bukhari kecuali kepadanya.

Dan lagi-lagi, diberi penghargaan oleh seorang ulama besar, subhanallah.... Dalam kitab al-siyar, Ad Dzahabi menggambarkan karakternya sebagai berikut :

Wanita agung, ahli ilmu dan mempunyai sanad hadis yang derajtnya tinggi..Mempelajari shahih Bukhari dari jalur Abu Haitsam al Kusymihani, Dzahir Ibnu Ahmad as –Sarkhasi dan Abdullah ibnu Yusuf ibnu Bamuwaih As-Ashbahani. Tingkat pemahaman dan pengetahuannya di atas rata-rata semakin kuat dipadu dengan kebaikan pekerti dan ketekunannya beribadah.

Bukan hanya itu, Karimah adalah muhaddits yg teliti lagi tegas. Nah, tentang hal ini Imam Abu Ghanaim berkata : Suatu kali Karimah menyodorkan redaksi Shahih Bukhori kepadaku, dan aku menyalinnya sesuai dengan redaksinya. Ketika menyelesaikan tujuh bundel, aku membacanya di hadapannya. Selanjutnya aku bermaksud menyalinnnya sendiri tanpa harus membaca di hadapannya. Dan ketika aku utarakan keinginanku kepadanya, ia menjawab “Tidak bisa, kamu harus memeriksakannya kepadaku. Lalu aku selalu memberikan salinanku kepadanya.

Hm, beliau wafat di Makkah tahun 463 H. Semoga Allah merahmati beliau. Al-Hafizh ibnul Jauzi menyebutkan biografinya dalam kitab al-Muntazhim, VIII : 270, tentang berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun 463 H. Ibnul Jauzi menuturkan, “Pada tahun tersebut, telah wafat Karimah binti Ahmad bin Muhammad bin Abi Hatim al-Marwaziyyah. Beliau adalah salah seorang penduduk Kusymihan, sebuah perkampungan di Marwa. Beliau adalah seorang wanita ahli ilmu nan shalihah. Beliau belajar hadits Dari Abu al-Haitsam al-Kusymahani dan yang lainnya. Ada sejumlah imam yang belajar darinya, di antaranya adalah al-Khatib, Ibnu al-Muhthalib, As-Sam`ani dan Abu Thalib Az-Zainabi.”

Al-Hafizh Dzahabi juga berkata dalam kitab al-I`bar III : 254, tentang berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun 463 H, “Pada tahun tersebut, Karimah binti Ahmad bin Muhammad bin Hatim, Ummul Kiram al-Marwaziyyah yang tinggal di Makkah meninggal dunia. Ia meriwayatkan kitab Shahihul Bukhari dari al-Kusymihani. Beliau juga meriwayatkan hadits dari Zahir As-Sarakhsi. Beliau memiliki tulisan yang bagus dan salinannya banyak diterima orang. Beliau memiliki pemahaman dan kecerdasan yang menonjol. Beliau tidak pernah menikah sama sekali. Ada yang mengatakan bahwa beliau berusia 100 tahun. Dan banyak orang yang belajar darinya.”

Satu lagi yg unik dari beliau adalah Karimah al-Marwaziyyah salah satu dari ulama yang tidak menikah. Seperti Ibn Taimiyyah, Imam an-Nawawi, dan yang lainnya. Tapi, mereka sama sekali tidak bermaksud untuk menganjurkan meninggalkan sunnah tersebut, yaitu pernikahan. Sebab, menurut hemat penulis mereka juga memahami hal tersebut. Hal ini dikarenakan beliau sangat cinta dengan ilmu sehingga sibuk untuk melibatkan diri dalam perjuangan-perjuangan keilmuan.

Hal yang cukup unik dan langka untuk saat ini. meskipun Allah menyatakan “Ar-rijal qawwamuuna ‘alan nisa’ “ tapi untuk hal ini, akhwat bukan harus mengalah. Dan satu lagi yang menarik, para ulama yang belajar pada beliau-Karimah-tidak sungkan belajar pada seorang wanita. Karena untuk ilmu dan niat ibadah kepada Allah, seseorang berhak belajar pada siapa saja.

Semoga kita termasuk orang2 yang berfastabiqul khairat dan dimudahkan oleh Allah dalam menuntut ilmu, khususnya ilmu agama. Sehingga bisa menunaikan amanah liyuzhirud din di masa yang akan datang.

_Smga bermanfaat_


salam hangat dari Cairo
Nazharatul Ulum El-Munqidza


editor:Prof

Kamis, 17 November 2011

"Pelajar Mesti Belajar Lebih" (Selamat Hari Pelajar Se Dunia" International Students Day's)..today is Our Day..

“Pelajar yang Mesti lebih Belajar”

Bidang Kemitraan Pelajar & Lembaga

Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Sumatera Barat 2011-2013

Kata-kata Pelajar bukanlah sebuah kata asing bagi kita semua (bahkan masyarakat awam sekalipun). Mulai dari defenisi paling sederhana yang diberikan, bahwa pelajar adalah sekelompok anak-anak yang belajar di sekolah formal mulai dari TK sampai SMA. Pelajar adalah komunitas anak yang identik dengan buku. Atau pelajar adalah sekelompok anak-anak yang masih berseragam warna-warni, dari merah putih, putih dongker hingga putih abu-abu. Namun, sesederhana itukah arti Pelajar? Kita lihat Dalam Falsafah Gerakkan Pelajar Islam Indonesia (PII; organisasi Pelajar Islam tertua di Indonesia) dijelaskan makna strategis pelajar. Petama, pelajar merupakan representasi dari lapisan sosial yang berjumlah massa sangat besar. Oleh karena jumlahnya yang begitu besar, keberadaan pelajar harus menjadi realitas yang diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan sosial (public policy making) dibidang-bidang terkait. Kedua, pelajar merupakan gambaran dari generasi pemimpin umat dan bangsa pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, keyakinan terhadap adanya keniscayaan alih generasi pada masa yang akan datang akan selalu melibatkan pelajar sebagai salah satu komponen terpenting di dalamnya.

Maksudnya, esensi pelajar adalah tidak saja bermakna secara sosial, tetapi juga berkonotasi politis. Pelajar adalah komunitas yang eksistensinya terkait dengan proses belajar dan masuk dalam metamorfosa dunia pendidikan. Sedangkan Secara politis, keberadaanya merupakan representasi dari komunitas yang terdidik dan relatif berperadaban. Sehingga, tuntutan peranan untuk melakukan sebuah perubahan kearah yang lebih baik merupakan sebuah keniscayaan bagi komunitas pelajar yang sudah terlanjur mendapat label baik dari lingkungannya., sebagai kaum intelektual, urang cadiak pandai di ranah minang, yang mangarati sopan jo santun, dan sebagainya label yang diberikan untuk pelajar...tapi labeling itu telah berubah...pelajar hari ini lebih dikenal masyarakat sebagai kelompok pembuat onar, tawuran, kerusuhan dan berbagai sikap negatif lainnya, meskipun sejatinya tak semua pelajar menjadi pelakunya...

Kenapa kemudian perubahan label itu terjadi? Satu hal yang mesti diingat oleh pelajar, bahwa Sungguhpun berusia relatif sangat muda, pelajar bukanlah anak-anak; yang dalam bahasa kebanyakan sering dikesankan sebagai komunitas yang belum cukup dewasa. Oleh karena itu, kata-kata “pelajar” dengan “anak-anak” perlu didekonstruksi. Kita tidak ingin, kalau kemudian jebakkan kata anak-anak ternyata membuat pelajar merasa tidak memiliki beban apa-apa terhadap permasalahan yang melanda dunia mereka, dunia pendidikan. Dalam otak mereka sudah terprogram dengan baik bahwa mereka karena masih pelajar artinya masih anak-anak belum memiliki tanggung jawab terhadap lingkungannya. Yang mereka tahu bahwa kitalah (baca; Pelajar ) yang menjadi tanggung jawab mereka. Disamping itu, saya juga sedikit memperluas defenisi pelajar, bahwa pelajar tidak kemudian hanya orang-orang yang duduk di bangku sekolah saja, tapi mahasiswa atau masyarakat lainya yang sedang menempuh pendidikan juga merupakan pelajar. Jadi secara umumnya pelajar itu adalah orang-orang yang masih melakukan aktivitas belajar, menuntut ilmu baik melalui lembaga formal ataupun non formal.

Sebagai seorang intelektual, tugas dan prioritas seorang Pelajar memang untuk belajar dalam lingkup akademik baik di sekolah meraka, di perguruan tinggi atau tempat dimana mereka menuntut ilmu. Namun posisi yang diemban oleh pelajar sebagai seorang intelektual muda tersebut, juga mempunyai tanggung jawab yang tidak dapat diabaikan untuk dapat turut berpartisipasi aktif dalam menggerakkan dan menggagas perubahan dalam dunia sosialnya (Eko Prasetyo, jadilah intelektual progresif. 2007). Pelajar mesti belajar lebih banyak belajar lagi agar bisa memainkan perannya sebagi intelektual muda. Soe Hok Gie mengatakan “ Kaum pembelajar (Pelajar) sebagai intelektual muda harus bisa menciptakan sesuatu yang baru, untuk mengatasi keberlangsungan kehidupan masyarakat, bukan malah sebaliknya menjadi sampah masyarakat…”.

Sebagaimana yang juga disepakati oleh banyak kalangan pembelajar, sebagai seorang intelektual maka sebuah keniscayaan bagi seorang Pelajar untuk bersikap progresif. Progresif merupakan sikap yang tanggap, aktif, dan partisipatif dalam menyikapi setiap realitas disekitarnya (Eko Prasetyo, 2007), bukan malah apatis (tidak mau peduli) karena hal ini akan membawa pelajar menjawab tantangan kedepan menuju cita – cita bangsa.

Namun realitas yang terjadi saat ini, disaat semua fasilitas sudah tersedia, laju informasi yang pesat serta beragam kemudahan teknologi lainnya ternyata justru semakin melemahkan daya kritis dan gerak progresif Pelajar. Pelajar semakin manja dan bersikap apatis terhadap kehidupan sekitarnya. Kemajuan-kemajuan yang ada menanggalkan peran progresif kaum intelektual. Peran yang nyatanya ditelan oleh rendahnya kepedulian dan pengetahuan. Kepedulian tidak tertanam kuat karena watak kelas yang semakin memanjakan. Watak yang tidak tahan derita dan penuh dengan keinginan akan kemapanan. Cerminan tersebut nampak nyata dalam kehidupan para pelajar.

Untuk melihat root of problemnya, sebenarnya sederhana saja, Pelajar hanya tidak Menjalankan tugas utamanya, yang telah penulis sebutkan sebelumnya yaitu belajar yang lebih lagi. Karena realitas yang kita lihat, bukannya pelajar saat ini tidak lagi belajar, tapi belajar dalam ranah yang sangat sempit seperti hanya pada ranah akademis saja, sehingga hal-hal krusial lain dalam kehidupan social dan beragama menjadi sedikit terlupakan. Padahal, nyata dalam Falsafah kehidupan minang kabau, bahwa alam takambang jadi guru. Ini mensinyalir kepada kita semua bahwa kita mesti belajar lebih dari apa yang ada di hadapan kita. Falsafah ini Selayaknya jadi jargon kehidupan kita semua kaum pembelajar. Pelajar yang mesti belajar lebih.

Selamat hari Pelajar se Dunia. International students Day’s, 17 November 2011

Rabu, 16 November 2011

KESHOLEHAN PRIBADI DAN KESOLEHAN SOSIAL

Reportase ta'lim wustha ke- 2 & 3.

mu'alim: kanda Riski Fadli, Fikry Asyhary,

muta'lim: Nurhalimah, Hisna Humairah, Riski Velqi dan Tareq Albana.

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka merubah KEADAAN yg ada pada diri mereka sendiri" (QS Ar-ra'du:11)

Jika kita merujuk kepada penafsirannya yang dimaksud dengan KEADAAN pada ayat di atas yaitu: Allah tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka tidak mengubah sebab2 kemunduran mereka.

tatkala dalam kehidupan ini ada masanya terkadang kita begitu bersemangat, tetapi terkadang kita tidak bergairah. terkadang kita begitu giat & terkadang begitu malas. Terkadang kita bergerak cepat & terkadang bergerak lambat.Terkadang kita begitu menggebu-gebu dalam beribadah tetapi dilain hal semangat kita menjadi layu.

Semuanya pasti pernah merasakan hal yg demikian. Yang menjadi pertanyaanya sekarang, akankah kita biarkan diri ini hidup tanpa gairah, selalu malas, bergerak begitu lambat & terkadang menjadi jiwa2 yg layu?????

tentu tidak!!! sebagai generasi muda yang beriman, berkecimpung serta berusaha untuk selalu berlari mengejar ilmu kita tidak akan rela membiarakan diri kita TERJATUH KEDALAM JURANG KEMUNDURAN SETIAP SAAT. Sebagai hamba2 yang yakin dengan petunjuk Allah serta balasan yang ia janjikan, kita akan selalu tetap berusaha melakukan PERUBAHAN.

"Allah akan mengangkat derjat orang2 yang beriman di antara kamu dan orang2 yang berilmu berapa derjat" (QS: Al-Mujadalah: 11)

BER-IMANLAH SERTA BER-ILMULAH !!!!!!!

Sebagai genersi muda bersegeralah untuk melakukan perubahan yang disertai dengan percepatan, sehingga Allah pun akan bersegera merubah keadaan kita.

Formulasi 3 M untuk perubahan besar:

1. Mulailah dari diri sendiri (ibdak binafsih)

2. Mulailah dari hal yang terkecil

3. mulailah dari sekarang

2 cara untuk menjadi generasi yang unggul:

1. lakukanlah percepatan

2. masuklah ke dalam sistem

Semoga kita menjadi generasi yang unggul, mampu dengan segera melakukan perubahan besar baik dari segi keimanan dan ketakwaan.

Ironisnya, saat ini kita hanya masih memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan lingkungan sekitar. hingga saat ini kita belum sadar pada dasarnya kita masih berjalan pincang dengan ketakwaan dan kesholehan kita. di satu sisi kita memiliki kesolehan personal yang tinggi kpda Allah, sementara di sisilain hak2 sosial dalam diri kita masih sering kita acuhkan. atau sebaliknya, kesolehan sosial berada pada prioritas tertinggi sementara kesalehan personal diacuhakan. secara tidak langsung kita sudah melakukan dikotomi terhadap kesolehan, seolah2 kesolehan itu terbagi 2.akan tetapi keduanya merupakan suatu yang saling terikat dan menyatu.

"Nabi pernah bersabda: "sampaikanlah ajaran2ku walau hanya 1 ayat"

ingatlah!!! kita tdk di tuntut menjadi seorang ulama.. satu ayat saja, tdk lebih dan tdk kurang. mengapa kita tdk mengajak org shalat? mengapa tdk mengajak org lain untk belajar shalat? mengapa kita pergi ke pengajian sendirian? dimana pengaruh kita terhadap org d sekeliling kita? apakah kita punya tanggung jawab da'wah? jika bukan kita yang bertanggung jawb dalam misi da'wah ini, lalu siapa lagi? sudahkah tugas da'wah ini menjadi perhatian kita?

apakah kita tidak gelisah melihat saudara kita sendiri tidak menutup aurat? apakah kita tidak tergerak untuk mengajak keluarga kita keluar dari kesyirikan? apakah kita tidak kasihan melihat saudara2 kita yang dengan musahnya berganti keyakinan demi sesuap nasi untuk menyambung hidup mereka? apakah kita pernah membayangkan perasaan saudara2 kita yang terzhalimi? apakah kita tidak tergerak mengajak orang2 kafir untuk masuk islam?

Ingatlah saudaraku, pada hakikatnya kita ini semua bersaudara. Sejauh ini, mungkin pernah terbesit dlm fikiran kita," kan masih banyak orang lain yang akan mrnjalankan misi ini, sudah tidak sanggup rasanya u melanjutkan perjuangan ini "capek" dan banyak lagi alasan2 kita yang lainnya... mari kita pahami ma'na da'wah itu kembali. setiap nabi dan rasul pada umumnya mengemban misi da'wahnya bertahun2. butuh kesabaran, ketabahan & kerja keras dalam menunaikan tugasnya, tidak sedikit hambatan dan rintangan serta siksaan yang di perolehnya.

saudaraku sungguh kita hanyalah hamba2 yang belum dapat melakukan hal yg cukup berarti bagi agama ini, ingat nabi nuh beliau berda'wah selama 1000 thn, nabi muhammad selama 23 thn dan banyak lagi nabi2 lainnya yang berjuang untuk mengajak umatnya untuk menyembah Allah.. ketabahan mereka sungguh sangat luarbiasa meski dihina, dicaci dll, namun mereka tetap menjalankan misi da'wah ini....

"Dari Abu hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: barang siapa yang mengajak kepada kebaikan dia akan memperoleh pahala atas perbuatan baiknya itu serta pahala orang yang mengikutinya & melaksanakan kebaikan dengan tanpa sikurangi sedikitpun"

wahai para generasi muda islam misi da'wah sungguh menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengajak orang lain taat beribadah kepada Allah terutama diri sendiri. kita harus yakin dan percaya, mari kita belajar mulai sekarang dan jangan katakan "saya takut dan saya tidak tahu".....

jika dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya jiwa2 yang sholeh itu idealnya adalah jiwa2 yang sholeh personal & shaleh sosial...

"ya mukallibal qulub wal absar, sabbit qulubana 'ala dinika"

Ya Allah dzat yang memutar balikkan hati dan penglihatan, teguhkan hati2 kami di dalam agama-Mu



Nurhalimah Muthmainnah

Minggu, 17 April 2011

Tips Sukses Ujian Nasional

a. Siapkan mentalmu……

Mental itu perlu disiapkan supaya kalian siap dan tenang juga tidak mengalami stress dalam menghadapi UAN. Salah satu caranya adalah dengan banyak berdo’a, rajin beribadah dan mendekatkan diri pada pencipta kita Allah swt.

b. Siapkan pula fisikmu………

Menjaga kondisi tetap fit pada saat ujian sangatlah penting. Tips penting yaitu, jaga pola makan, meskipun belajar yang giat tapi jangan lupa makan yang teratur ya. Jangan begadang supaya ketika bangun pagi tetap fresh dan semangat.

c. Atur juga pola belajarnya………

Ibarat botol yang diisi air sekaligus, maka banyak airnya yang tumpah keluar dibanding dengan yang masuk. Nah begitulah yang akan kamu alami kalau pola belajarmu SKS atau sistem kebut smalam. Selain buat kamu stress dan pusing, juga apa yang dipelajari tidak akan bisa masuk semua ke otakmu. Maka dari itu kamu harus mengatur dan merancang pola belajar yang efektif. Dari jauh-jauh hari sudah start belajar, maka malamnya kamu tinggal fokus mengulang saja.

d. Persiapan teknis jangan dilupakan ya………

Persiapan teknisnya, jangan lupa disiapkan peralatan ujian seperi pensil 2B, penghapus, papan scanner, jangan lupa bawa kartu ujian, jangan terlambat datang, dan jangan lupa sarapan.

Yang terakhir, setelah usaha dilaksanakan, jangan lupa berdo’a dan tawakal kepada Allah swt. Yakinlah bahwa Allah itu mendengar do’a kita, dan juga jangan lupa senantiasa mendekatkan diri kepadaNya, baik itu denagn banyak berdo’a, perbanyak shalat sunnah, yang wajib juga harus dikerjakan ya… b(^.^)d Dan sebelum berangkat jangan lupa minta restu kepada orang tua, kakak, adik, saudara, dan teman-teman semua.

Selamat menempuh UAN, semoga sukses dan mendapatkan hasil yang maksimal…..


Penulis : Nisa Rahma ( PW PII Kalimantan Timur )




Jumat, 15 April 2011

Kegiatan PII

Kegiatan dalam waktu Dekat :

1. Leadership Basic Training PD PII Padang Panjang 16 April 2011.
2. Leadrship Basic Training di Pariaman 16 April 2011
3. Konverensi Wilayah PII Sumatera Barat ke 21. 14 Mei 2011.

Semoga Lancar!