Komunitas Pembelajar

Pengurus Wilayah

Pelajar Islam Indonesia ( PII )

Sumatera Barat

Gedung Student Centre Jln.Gunung Pangilun Padang ( Depan MTsN Model Padang)

Search

Minggu, 26 Desember 2010

Training

Informasi Training :

  1. Leadership Basic Training dan Leadership Intermediate Training diadakan oleh PD PII Bukittinggi-Agam bertempat di mesjid muslimin Kel.Pintu Kabun Bukittinggi, yang akan berlangsung 26 desember 10 sampai 01 january 2011.kegiatan ini merupakan kerjasama PD PII Padang Panjang, PD PII Payakumbuh dan PD PII Pasaman, dimana untuk 3 PD tersebut tidak mengadakan LBT akan tetapi hanya akan mengirim peserta.
  2. Leadership Basic Training diadakan oleh PD PII Kab.50 Kota bertempat di Nahadatun Nisaiyah padang japang, kegiatan akan berlangusng 26 desember 2010-31 January 2011.

Kamis, 23 Desember 2010

Sebuah Renungan

suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada tuhan, "para malaikat disini mengatakan bahwa besok engkau akan engirimku ke dunia, tapi bagaiman cara saya hidup disana?? saya begitu kecil dan lemah.." kata bayi

tuhan menjawab "aku telah memilih satu malaikat untukmu.. ia akan menjaga dan mengasihimu "

"tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa,, ini cukup bagi saya untuk bahagia.." demikian kata si bayi.

tuahanpun menjawab " malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan jadi lebih berbahagia"

si bayi pun bertanya kembali " dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu??"

sekali lagi tuhan menjawa "malaikatmu akan mengajarkan bagaimana caranya berdo'a.."

si bayi masih belum puas, dan bertanya lagi " saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya??". dengan penuh kesabaran tuhan menjawab "malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipun".

si bayi tetap belum puas, dan melanjutkan pertanyaanya, "tapi saya akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi". dan tuhanpun menjawab " malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada disisimu"


saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang anak dengan suara lirihnya bertanya, "tuhan jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberi tahu, siapakan nama malaikat di rumah ku nanti?

tuhanpun menjawab, "kau boleh memanggil malaikat mu,, IBU..."

***

untuk ibu yang selalu meneteskan air mata untukku...

ingatkan kita ketika ibu rela tidur tanpa selimut, demi melihat anaknya tidur nyenyak dengan selimut membalut tubuh..??

ingatkan kita ketika jemari lembut ibu membelai lembut kepala kita??

dan ingatkah kita ketika air mata menetes dari mata ibu ketika melihat kita terbaring sakit..???

sesekali jenguk lah ibu yang selalu merindukan kepulangan kita di rumah....

simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuat lupa untuk pulang

jangan sampai kita kehilangan saat-saat yang akan kita rindukan di masa datang,, ketika ibu telah tiada..

ibu,, maafkan aku.. sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas...



Eki Yandi Pinto

Eks.Ketua Umum OSIS MAN 2/MAKN Payakumbuh

Aktivist Racana Swarna Dwipa UNAND

Jumat, 17 Desember 2010

Tak Terjudulkan

Setelah lama tak lagi bersamamu.

Banyak dari dirimu yang masih kusimpan

Doamu itu, masih saja membuatku kuat

sampai hari ini tak ada satu orang pun

Menyelimuti tidurku dengan do’a


Setelah lama tak bersamamu

Marahmu, juga masih kusimpan

Ku tempatkan di tempat yang mudah kuambil bila diperlukan

Bukan untuk mendendam dan menyiksamu

Bukan sayang..

Tapi marahmu Kusimpan biar sewaktu-waktu

bisa kupakai untuk memarahi diriku sendiri

jika kau mulai lengah


setelah lama tak bersamamu

Senyum semangat itu juga masih ada,

Masih rapi dan bersih karena kurawat dalam ingatku

Biar sewaktu-waktu bisa kupakai

Buat menyemangati diriku sendiri


Setelah lama tak bersamamu

Hanya doaku yang selalu untukmu

Terima kasih untuk semuanya.

Doaku selalu untukmu

Selalu!


Efri Yunaidi

Selamat Hari Ibu, berbaktilah dan jadilah shaleh!

Kamis, 16 Desember 2010

DISKRIMINASI UMAT ISLAM INDONESIA

Oleh : Ahmad Basori


Muslim Indonesia mengantongi sejarah yang panjang dan besar. Telah banyak tinta emas yang telah diukir oleh umat Islam untuk mengantar Indonesia menjadi sebuah negeri yang berdaulat dan diakui eksisitensinya di dunia Internasional. Ironisnya muslim Indonesia masih belum mendapatkan perlakuan yang adil dan cenderung diskriminatif. Islam di Indonesia selalu digambarkan sebagai agama tamu yang datang dari arab dan bukan akar kebudayaan bangsa Indonesia. Kebudayaan Indonesia selalu digambarkan sangat Hindu sentrisme karena dianggap Hindulah sebagai agama nenek moyang atau leluhur bangsa Indonesia.

Paradigma itu dibangun oleh Snock Horgorenje yang mengatakan bahwa Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad Ke-13. Padahal kita semua tahu bahwa abad ke-13 adalah awal berdirinya kerajaan Islam pertama yaitu samudera pasai. Mungkinkah Islam begitu masuk ke samudera pasai langsung mendirikan kekuasaan politik atau kesultananan.

Teori yang dikemukakan oleh Snouck Horgorenje ini sangat lemah karena teori ini tidak dijelaskan perbedaan antara masuknya agama Islam dengan perkembangan agama Islam? Masalah perbedaan antara masuk dengan berkembangannya Islam jelas memiliki perbedaan. Menurut Hamka Masuknya agama Islam ke Nusantara terjadi pada abad ke-7 dalam cerita dinasti tang tersebut menuturkan ditemuinya daerah hunian wirausahawan arab Islam di pantai barat sumatera. Sedangkan kesultanan samudera Pasai yang didirikan pada 1275 M atau abad ke-13 bukan awal masuknya agama Islam melainkan perkembangan agama islam (Ahmad Mansur Suryanegara).

Teori ini sengaja disebarkan agar masyarakat Indonesia sehingga menjadikan Islam baru dibicarakan setelah kerajaan hindu majapahit runtuj pada 1478. Lebih dari itu telah menjadikan sejarah Indonesia sangat hindu sentrisme dan menganggap Islam sebagai tamu atau asing. Sehingga sejarah Indonesia identik dengan candi-candi, tulisan sangsekerta, patung dll. Padahal pengaruh kebudayaan Islam sangat besar, kalau dibandingkan seberapa banyak bangunan kuno (candi) dibandingkan dengan masjid-masjid yang umurnya sudah tua, dan berapa besar pengaruh tulisan arab melayu dengan tulisan sangsekerta dan seberapa besar ajarannya dan pandangan hidup yang berpengaruh di dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Pola deislamisasi sejarah ini akhirnya diteruskan oleh para penguasa dengan tidak diperkenankannya Islam memiliki paradigma sebagai agama yang memilki peran sentral terhadap eksistensi bangsa Indonesia. Islam yang dijadikan dasar gerakan perlawanan terhadap penajajahan dinegatifkan analisis sejarahnya.

padahal pelopor perlawanan terhadap penjajah Barat di Indonesia adalah Umat Islam, karena ketika imprerialis barat mencoba menguasai Indoneisa pada tahun 1511M umat Islamlah yang melakukan perlawananan. Mengapa tidak dilawan oleh kekuasaan politik Budha Sriwijaya dan hindu majapahit karena pada saat imperialis barat tiba di nusantara keduanya telah tiada.

Selanjutnya dalam penetepan hari bersejarah di Indonesia, Hari Kebangkitan Nasional tidak dikaitkan dengan organisasi Islam yang memiliki peran penting dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Sebaliknya, hari kebangkitan Nasional dikaitkan dengan organisasi sosial yang telah mati dan gerakannya dalam Ad/Art hanya meliputi Jawa dan Madura yaitu Boedi Oetomo. Jadi bukan organisasi sosial pendidikan yang masih eksis, tetap berjuang membela proklamasi 17 Agustus 1945 dan Dan lagi pengaruhnya lebih luas diseluruh kota di nusantara. Bukan Syarikat Dagang Islam 1905, Bukan pula Syarikat Muhammadiyah, 18 November 1912 atau Nahdhatul Ulama 31 Januari 1926.

Begitu pula pada penetapan hari pendidikan Nasional pun diperingati setiap tanggal 2 mei, yang diambil dari hari lahir Ki hajar Dewantara, pendiri Taman Siswo, 1922 M. Yang pada awalnya merupakan perkumpulan kebatinan seloso keliwon. Mengapa bukan hari lahir K.H Achmad Dahlan pendiri persyarikatan Moehammadiyah, 18 November 1912 M sepuluh tahun lebih awal dari taman sisiwo 1922. Dan lagi pengaruhnya lebih luas diseluruh kota di nusantara.

Diskriminasi selanjutnya terus berlangsung dalam penghapusan Tujuh kata dalam piagam Jakarta (“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”)secara sepihak merupakan diskriminasi yang nyata. Dedidominasi oleh cerita versi Bung Hatta tentang kedatangan opsir Kaigun (AL Jepang) yang mengaku membawa mandat kaum Nasrani dari Indonesia Timur yang isinya keberatan atas 7 kata dalam piagam Jakarta dan mengancam akan memisahkan diri kalau tetap dicantumkan (Endang Saifuddin Anshari).

Kekhawatiran akan timbulnya pemisahan Indonesia Timur tidaklah beralasan dan mengada ada karena rumusan Piagam Jakarta itu sebenarnya sudah ada perwakilan dari agama lain. Dan tujuh kata dalam piagam Jakarta itu hanya mengikat umat Isla dan tidak mengikat mereka. Sebaliknya karena piagam Jakarta itu dihapus secara sepihak maka banyak daerah di Indonesia yang bergejolak dan ingin memisahkan diri dari Indonesia. Namun pemerintah kala itu menyelesaikannya dengan tindakan refresif sehingga gerakan itu dapat ditumpas. Lalu pertanyaannya mengapa tindakan refresif itu tidak dilakukan terhadap orang yang mengancam ingin memisahkan diri dari Indonesia yang berada di Indonesia timur.

Piagam Jakarta, UU ataupun perda Syariat adalah sebagai aspirasi umat Islam untuk memberlakukan syariah sebagai asas Ius Constitum tidak lain merupakan hak asasi sebagaimana dijamin pada pasal 29 UUDS 1945 dan juga sesuai amanat ART 18 deklarasi Universal.

Ironisnya materi hukum yang berlaku di Indonesia tidak di gali dari akar budaya hukum masyarakat indonesia yang berciri agamis, komunal, dan konkret malainkan hasil take over dari sistem hukum yang jelas-jelas telah menjajah bangsa kita yaitu hukum belanda yang berciri sekuler, individual dan abstrak. Uniknya lagi sistem tata hukum Indonesia masih mengakui keberadaan hukum adat dan hukum Islam sebagai sistem hukum yang lebih dahulu ada dari pada hukum barat.


Oleh : Ahmad Basori

Guru Sejarah SMA AL-Furqon, Mauk Kabupaten Tangerang

Aktivis Pelajar Islam Indonesia


Rabu, 15 Desember 2010

Syumuliatul Islam

“….pada hari ini telah Aku sempurnakan agama mu untuk mu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah aku Ridai Islam sebagai agama mu…”

(Al-Maidah: 3)

Ayat ini adalah wahyu terakhir(jumhur Ulama) yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW tepat pada pelaksanaan Haji Wada’, ketika Rasulullah menyampaikan wahyu ini dlam khutbahnya para sahabat mendengarkan dengan seksama, namun Abu bakar Assiddiq sahabat yang paling dekat dan paling mengerti Rasulullah malah menangis. Hal ini menimbulkan tanda Tanya bagi sahabat yang lainnya, sehingga seorang sahabatbertanya kepada Abu bakar berkenaan dengan sikapnya itu, lalu abu bakar menjawab “ Rasulullah tidak akan lama lagi bersama kita” .

Beberapa bulan setelah Haji Wada’ ini Rasulullah sudah mulai sakit dan akhirnya Wafat pada umurnya yang ke 63. Hal ini meninggalkan duka yang dalam bagi umat Islam dan kegoncangan yang sangat luar biasa, sehingga Umar Yang terkenal keras sewaktu mendengar kabar kematian Rasulullah mengatakan tidak akan segan segan membunuh orang yang mengatakan Rasulullah telah wafat.

Surah al Maidah ayat 3 ini telah memberikan sebuah “legalitas” akan kesempurnaan agama Islam baik sebagai Agama yang mengatur Ibadah ritual atau pun Islam sebagai suatu system social. Walaupun Al quran telah mengabarkan akan kesempurnaan Islam bukan berarti kita memahami Islam secara statis. Namun meski dipahami secara Dinamis karena dengan kedinamisan ber-Islam inilah akan kita temukan kesempurnaan Islam ini.

Dalam memahami Dinul Islam ini maka dapat kita klasifikasikan ajaran Islam ini sebagai berikut:

  • Aqidah : secara bahasa berarti, ‘Aqda, Ya’qudu, Aqdan yang berarti Ikatan. Aqidah membahas persoalan keyakinan seorang Hamba ( Rukun Iman)
  • Syariah: menurut bahasa berate jalan. Selanjutnya Syariah terbagi dalam 2 aspek, yaitu:

§ Ibadah ( Sholat, puasa, Zakat, Ibadah Haji)

§ MUamalah

ü Qanunun Khas (Perceraian, Nikah, mawaris….)

ü Qanunun ‘am ( Negara, jual beli…..)

  • Akhlak

Tingkah laku, perbuatan, sikap. Akhlak mahmudah(terpuji), Akhlak mazmumah (tercela).

Pengklasifikasian diatas hanya lah pemberian pemahaman sederhana kepada kita. Namun akan lebih baik lagi jika kita mengembangkannya, karena dengan demikian kita akan menemukan bahwa tidak ada suatu aspek pun dalam kehidupan ini yang tak di atur oleh Islam.

Dinul Islam tidak hanya mengatur Ibadah Ritual saja namun juga mengatur system social manusia. Dewasa ini, jika dicoba untuk merenungi diri maka akan terlihat perkerdilan dalam memahami ajaran Islam. Umat Islam hanya mengejawantahkan ajaran agama nya dalam bentuk ibadah ritual namun melupakan bahwa Islam juga sebuah system social.

Berkenaan dengan ini cendekiawan Islam berbeda sikap dalam menyikapinya. Sebagian dari mereka menganggap bahwa pengejawantahan ajaran Islam dalam system social cukuplah dengan mengambil “spirit/subtansi” nilai-nilai Islam tidak dalam bentuk labeling. Sehingga tak perlu menyebutkan “Negara Islam” namun cukup dengan menanamkan nilai nilai Islam dalam bernegara tersebut. Namun sebagian yang lain mengankap akan penting nya sebuah label Islam dalam sebuah tatanan bermasyarakat dan bernegara, ex(Khilafah)

Cendikiawan muslim tidak terlalu mempermasalahkan aspek aspek ibadah ritual, namun menimbulkan perdebatan panjang ketika memasuki ranah Islam sebagai suatu system social. Perdebatan ini wajar saja karena menggunakan perfektif yang berbeda dalam memahaminya. Namun satu hal yang perlu dicatat bahwa sebelum mengejawntahkan nilai-nilai Islam dalam suatu system social, baik secra subtansif ataupun labeling/formal ada dua hal yang mesti dilakukan,

Pertama,Dakwah stuktural: dakwah ini dilakukan oleh pemerintah dengan membuat perda perda yang bernuansa syariat Islam. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan dan membiasakan syariat Islam kepada umat Islam itu sendiri, ex memakai busana muslim. Maka peran politikus politikus Islam dalam menjalankan Dakwah ini sangat penting sekali.

Kedua, Dakwah Kultural: dakwah ini dilakukan oleh ulama, aktivis aktivis Islam ataupun para cendikiawan muslim dalam bentuk pengajian, mmbar mesjid, pelatihan, seminar dll. Maka PII (pelajar Islam Indonesia) sebagai organisasi yang concern membina pelajar memiliki peran yang sangat strategis dalam menanamkan Ideologi Islam kepada kaum muda Islam.

Kedua dakwah ini sangat penting dilakukan karena masih takutnya masyarakat dalam bersyariat bukan karena mereka anti dengan ajaran Islam tapi lebih kepada ketidaktahuan dan ketidakpahaman umat akan pentingnya hidup dalam naungan syariat Islam. Sehingga ketika dakwah ini telah berhasil mencapai tujuannya, maka aktivis Islam tidak perlu lagi “berteriak di tengah jalan” menunutut penerapan syariat Islam dalam system social. Tapi kerinduan bersyariat itu akan muncul dari Umat itu sendiri.

Sebagai catatan terakhir adalah ketika kita membahas Dinul Islam sebagai system social, maka hal ini akan selalu menimbulkan perdebatan panjang. Namun saya yakin, kita semua sebagai Umat Islam sepakat bahwa Dinul Islam adalah agama yang sempurna……. Islam Rahmatan lil ‘Alamin.

Allahu ’alam bishshawab…….

"Catatan Sederhana Ta'lim Ali PW PII Sumatera Barat

(Adel Wahidi SE.I, Rengga Satria, Efri Yunaidi, Robby Yunianto Utama MS)

Sekretariat PW PII Sumatera Barat"




Rengga Satria
( Sekretaris Umum PW PII Sumatera Barat 2009-2011)

Puasa 10 Muharram

PuaDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima waktu) adalah shalat malam.“[1].

Hadits yang mulia ini menunjukkan dianjurkannya berpuasa pada bulan Muharram, bahkan puasa di bulan ini lebih utama dibandingkan bulan-bulan lainnya, setelah bulan Ramadhan[2].

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

- Puasa yang paling utama dilakukan pada bulan Muharram adalah puasa ‘Aasyuura’ (puasa pada tanggal 10 Muharram), karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya dan memerintahkan para sahabat radhiyallahu ‘anhum untuk melakukannya[3], dan ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang keutamaannya beliau bersabda,
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) di tahun yang lalu“[4].

- Lebih utama lagi jika puasa tanggal 10 Muharram digandengankan dengan puasa tanggal 9 Muharram, dalam rangka menyelisihi orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika disampaikan kepada beliau bahwa tanggal 10 Muharram adalah hari yang diagungkan orang-orang Yahudi dan Nashrani, maka beliau bersabda,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Kalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram (bersama 10 Muharram).” [5]

- Adapun hadits,
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْماً أَوْ بَعْدَهُ يَوْماً

Berpuasalah pada hari ‘Aasyuura’ dan selisihilah orang-orang Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“[6], maka hadits ini lemah sanadnya dan tidak bisa dijadikan sebagai sandaran dianjurkannya berpuasa pada tanggal 11 Muharram[7].

- Sebagian ulama ada yang berpendapat di-makruh-kannya (tidak disukainya) berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja, karena menyerupai orang-orang Yahudi, tapi ulama lain membolehkannya meskipun pahalanya tidak sesempurna jika digandengkan dengan puasa sehari sebelumnya[8].

- Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan puasa tanggal 10 Muharram adalah karena pada hari itulah Allah Ta’ala menyelamatkan Nabi Musa álaihis salam dan umatnya, serta menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya, maka Nabi Musa ‘alaihis salam pun berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukur kepada-Nya, dan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar orang-orang Yahudi berpuasa pada hari itu karena alasan ini, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ

Kita lebih berhak (untuk mengikuti) Nabi Musa ‘alaihis salam daripada mereka“[9]. Kemudian untuk menyelisihi perbuatan orang-orang Yahudi, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram[10].

- Hadits ini juga menunjukkan bahwa shalat malam adalah shalat yang paling besar keutamaannya setelah shalat wajib yang lima waktu[11].

***

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim Al Buthoni, M.A.
Artikel www.muslim.or.id









[1] HSR Muslim (no. 1163).
[2] Lihat keterangan Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam Syarhu Riyadhis Shalihin (3/341).
[3] Dalam HSR al-Bukhari (no. 1900) dan Muslim (1130).
[4] HSR Muslim (no. 1162).
[5] HSR Muslim (no. 1134).
[6] HR Ahmad (1/241), al-Baihaqi (no. 8189) dll, dalam sanadnya ada perawi yang bernama Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila, dan dia sangat buruk hafalannya (lihat Taqriibut Tahdziib hal. 493). Oleh karena itu syaikh al-Albani menyatakan hadits ini lemah dalam Dha’iful Jaami’ (no. 3506).
[7] Lihat kitab Bahjatun Nazhirin (2/385).
[8] Lihat keterangan Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam as-Syarhul Mumti’ (3/101-102).
[9] Semua ini disebutkan dalam HSR al-Bukhari (3216) dan Muslim (1130).
[10] Lihat keterangan syaikh Muhammad al-Utsaimin dalam Syarhu Riyadhis Shalihin (3/412).
[11] Lihat kitab Bahjatun Nazhirin (2/329).

Sabtu, 11 Desember 2010

PKS;Tidak Tertarik Berkonfederasi

Beberapa waktu yang lalu saya sempat membaca berita ( Padang Ekspres 6 Desember 2010 ) perihal ketidaktertarikan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) untuk membetuk konfederasi dengan parpol lain menyusul pemilu 2014 mendatang. Hal ini membuat kita teringat kembali mengenai isu konfederasi parpol yang diusulkan Partai Amanat Nasional (PAN ) beberapa waktu yang lalu.

Usulan konfederasi partai muncul setelah adanya wacana untuk menaikkan ambang batas persyaratan minimal untuk mendapatkan kursi di parlemen ( Parliamentary Threshold/PT ) dari 2,5% menjadi 5%.

Menurut PAN, konfederasi partai bertujuan untuk menyederhanakan jumlah partai politik dan juga untuk menampung ke sia-siaan suara partai yang tidak lolos parlementy treshold. (PT). Partai Demokrat mengusulkan hal yang sama dengan nama berbeda yaitu asimiasi parpol, sedangkan Golkar memakai istilah Fusi Politik seperti yang terjadi 1973

Penyederhanaan partai dipandang dari sudut efektivitas dan efisiensi perlu dilakukan untuk mengurangi biaya politik, mengingat sistem multi partai yang kita anut sekarang ini memiliki tingkat keborosan cukup tinggi yang notabenenya ongkos tersebut menggunakan uang rakyat. Serta untuk menghindari menjamurnya parpol lantaran uang atau kelatahan terhadap trend mendirikan parpol

Akan tetapi disisi lain, konfederasi parpol juga memiliki kelemahan. Konfederasi dinilai dapat mengekang hak individu untuk berekspresi dalam bidang politik yang berarti akan bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28.

Terlepas dari semua itu, saya mendukung sikap PKS yang tidak ikut menggarap (berkonfederari dengan) parpol lain. Disatu sisi, barangkalai keputusan PKS ini akan dianggap ingin menang sendiri dan tidak peduli terhadap kesatuan umat islam di indonesia (PKS masih berasaskan Islam), mengingat adanya tuntutan dari berbagai pihak untuk menyatukan kekuatan islam. Seperti dari wakil Ketua umum PBNU Slamet Efendi.

Dalam sejarah politik Indonesia, belum ditemukan adanya partai yang bergabung dengan inisiatif sendiri. Adapun pengabungan partai yang terjadi lebih kepada “paksaan” dari pemerintah seperti lahirnya PDI dan PPP di zaman orde baru. Kisah “pisah ranjang” parpol lebih sering terjadi daripada penggubungan partai. Setelah Pemilu 1955, beberapa komponen umat islam keluar dari Masyumi dan membentuk partai sendiri, baru-baru ini adanya partai Barisan Nasional (Barnas) yang didirikan oleh pendiri Partai Demokrat juga menunjukkan bahwa dari dulu sampai era “reformasi “ini perpecahan parpol senantiasa terjadi.

Hal ini tidak terlepas dari besarnya kepentingan pribadi mengalahkan kepentingan bersama. Melihat hal ini, jika PKS menghabiskan sebagian energinya untuk menggarap konfederasi maka saya percaya bahwa energi tersebut hanya akan sia-sia. Dan tidak akan memberikan efek yaang besar terhadap kesuksesan pemilu 2014.

Disamping itu, jika kita mau jujur, PKS adalah satu-satunya partai yang masih memiliki ideologi serta memiliki pemilih yang jelas dan kader yang “patuh” kepada pemimpin partai. (PDIP yang mengaku partai ideologis sudah mulai pudar ideologinya dan sudah mengarah pada politik popular). Idoelogi yang dimaksudkan disini bukanlah terbatas pada asas partai, seperti Religious, Pancasila dsb. Akan tetapi lebih kepada ciri khusus dalam berpolitik yang membedakannya dengan partai lain.

Ideologi PKS serta ciri khusus yang melekat padanya seyogyanya mesti di “adaptasi”kan dengan lingkungan konfederasi (jika konfederasi terbentuk), yang otomatis membuat ciri tersebut menjadi tidak “pure”. PKS akan kehilangan identitasnya dan bukan tidak mungkin, kader yang terkenal “patuh” akan tidak lagi bersama dengan PKS di jalur politik.Alih-alih menambah suara partai, malah akan memicu kader meninggalkan partai., yang selama ini menjadi tulang punggung dan mesin politik partai. Hal ini pernah terjadi setelah kebuntuan komunikasi PKS dengan Cepres Jusuf Kalla (JK), Sehingga terbentuknya Foruk Kader Peduli (FPK)

Lalu bagaimana dengan kekuatan Islam?

Di zona abu-abu yang sarat dengan kepentingan ini (politik) para elit masih sulit untuk melepaskan kepentingan pribadi dan kelompok masing-masing kendatipun kita sama-sama bersepakat akan pentingnya persatuan umat.

Kesatuan Imamah merupakan suatu cita-cita yang setiap muslim harus mendukung dan mengusahakan ketercapaiannya, hanya saja untuk kondisi saat ini berkonfederasi bukanlah pilihan terbaik. Pun demikian, tidak berkonfederasi juga tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dalam kebaikan.

Akan tetapi untuk menjaga aspirasi umat tetap dapat diserap walaupun partai pilihannya tidak lolos PT, parta-partai Islam mesti senantiasa menjaga silaturrahim (lebih daripada hanya berkunjung saat lebaran, bersalaman setelah selesai rapat/shalat dsb), saling berbagi informasi mengenai keadaan umat yang sesungguhnya.



Efri Yunaidi

Bukan Pengamat politik dan Bukan Aktivist Parpol

Jumat 9 desember 2010